Bisnis.com, MANADO – Nilai impor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia pada Mei 2020 mengalami penurunan cukup tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Nilai impor migas mengalami penurunan hampir 70 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Senin (15/6/2020).
BPS mencatat impor migas pada Mei 2020 mencapai US$657,5 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 69,87 persen bila dibandingkan dengan nilai impor migas pada Mei 2019 yang mencapai US$2,18 miliar.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan realisasi pada April 2020 (month-to-month), nilai impor migas pada Mei 2020 tercatat turun 23,04 persen. Pada April 2020, nilai impor migas mencapai US$0,85 miliar.
Di sisi lain, BPS melaporkan neraca perdagangan Mei 2020 mencatatkan surplus US$2,09 miliar, sementara sepanjang Januari-Mei 2020 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$4,31 miliar
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus pada Mei ini kurang menggembirakan lantaran disebabkan oleh impor yang anjlok lebih dalam dibandingkan ekspor.
Baca Juga
“Terciptanya surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor turun dan impor turun jauh lebih dalam. Ekspor semua sektor tumbuh negatif, impor turun tajam. Penurunan ini perlu diperhatikan dan diwaspadai karena akan berpengaruh besar ke pergerakan industri kita,” katanya.
Sementara itu, BPS juga melaporkan kinerja ekspor Mei 2020 mencapai US$10,53 miliar, turun 28,95 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$14,83 miliar.
Adapun secara bulanan, realisasi ekspor pada Mei menunjukkan penurunan 13,40 persen dari posisi April 2020, yang sebesar US$12,16 miliar.