Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Transisi Corona Mengganas, Sektor Ekonomi Aktif Perlu Dikaji  

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia menjelaskan terkait pandemi Covid-19 menuju era kebiasan baru perlu kehati-hatian dan tanggung jawab semua pihak terkait mobilitas warga.
Rangkaian gerbong kereta MRT terpakir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rangkaian gerbong kereta MRT terpakir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mesti mendata ulang sektor mana saja yang kembali beroperasi penuh di masa transisi menuju new normal seiring penularan Covid-19 yang terus meningkat akibat pergerakan orang yang semakin tinggi.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menjelaskan terkait pandemi Covid-19 menuju era kebiasan baru atau new normal perlu kehati-hatian dan tanggung jawab semua pihak terkait mobilitas warga.

Dia menegaskan mobilitas bukan hanya tanggung jawab dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Ekonomi memang harus pulih, tapi perlu dipilih-pilih sektor ekonomi mana yang harus bergerak dulu. Intinya sector-sektor esensial perlu dilepas terlebih dahulu di era kebiasan baru [new normal]," katanya, Sabtu (13/6/2020).

Secara konsep dan teori terangnya, semua sudah paham bahwa transportasi adalah permintaan turunan dari aktivitas tata guna lahan.

Saat ini, penanganan Covid-19 dari sisi mobilitas baru sebatas di hilir saja, membatasi kapasitas penumpang dan sejenisnya. Akan tetapi di hulu masih terlihat kedodoran membatasi pergerakan masyarakat dengan travel demand management (TDM).

Menurutnya, sektor non esensial harus dilepas belakangan saat pandemi memang sudah terlihat jelas penurunan kurvanya. Pembagian shift jam kerja juga dapat dipakai guna menjaga TDM.

Dia mencontohkan pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat (AS). Saat pandemi Covid-19, semua industri transportasi babak belur termasuk di AS, yang dilakukan oleh pemerintah AS saat ini, yaitu memberikan bantuan/insentif kepada pelaku industri transportasi sebagai jaring pengaman agar tidak ada PHK massal dan selanjutnya saat kondisi menuju normal, insentif ini bisa digunakan untuk modal operasi.

Ke depannya, dana public service obligation (PSO) seperti sistem buy the service yang dirintis oleh Ditjenhubdat punya juga harus ada klausul penggunaan dananya membantu pelaku industri saat terjadi force majeur seperti saat ini.

"Saat ini dengan Covid 19, Trans Jakarta, KRL Jabodetabek, MRT Jakarta mengalami penurunan penumpang luar biasa dimana otomatis dana buy the service atau PSO tidak terpakai optimal. Sehubungan dengan ini, perlu kiranya agar dana ini juga dapat digeser menjadi dana jaring sosial industri transportasi agar tidak ada PHK massal," paparnya.

Di Indonesia, misalnya dapat dilakukan kerja sama dengan pengusaha untuk mengangkut karyawannya, mengalihkan tunjangan transportasi digunakan sewa bus.

Pada Jumat (12/6/2020) jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 1.111 orang. Sementara itu, jumlah pasien sembuh meningkat 577 orang. Sedangkan, kasus meninggal bertambah 48 orang. 

Demikian disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Sebelumnya, hingga Kamis (11/6/2020) jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 979 orang. Sementara itu, jumlah pasien sembuh meningkat 507 orang. Sedangkan kasus meninggal tercatat naik 41 orang.

Yuri menyebut, pada Kamis  (11/6/2020), jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 16.702, jauh di atas target harian 10.000 spesimen. Dengan begitu, total spesimen yang sudah diperiksa mencapai 46.3620.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper