Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Jerman telah melewati palung resesi akibat virus corona dan mulai rebound. Namun jalan menuju pemulihan masih jauh karena masih ada sejumlah pembatasan untuk menekan penyebaran virus corona.
Hal tersebut disampaikan oleh bank sentral Jerman, Bundesbank, dalam proyeksi ekonomi dua kali setahun. Dalam proyeksi tersebut, output industri diperkirakan terkontraksi 7,1 persen tahun ini sebelum bangkit kembali dalam dua tahun mendatang.
Rebound tersebut akan didukung oleh stimulus fiskal. Kanselir Angela Merkel sebelumnya meluncurkan stimulus senilai 130 miliar euro (US$148) yang berfokus pada mendorong konsumsi dan investasi infrastruktur pekan ini. Total stimulus yang telah digelontorkan Jerman hingga saat ini mencapai 1,3 triliun euro, yang terbesar di Uni Eropa.
"Keuangan publik membuat kontribusi signifikan untuk menstabilkan ekonomi. Tambahan stimulus sudah tepat untuk saat ini, dan saya sepakat," kata Presiden Bundesbank Jens Weidmann, seperti dikutip Bloomberg.
Bundesbank memperkirakan bahwa dosis terbaru bantuan fiskal tersebut dapat meningkatkan PDB lebih dari 1 poin persentase tahun ini.
European Central Bank (ECB) juga menggelontorkan tambahan stimulus dalam program pembelian aset senilai 600 miliar euro pada hari Kamis. Terlepas dari upaya tersebut, ECB memperkirakan ekonomi zona euro terkontraksi 8,7 per pada tahun 2020.
Baca Juga
Pada bulan April, pabrik-pabrik Jerman mengalami penurunan permintaan ke rekor terendahnya, menandakan pukulan terhadap ekonomi terbesar Eropa yang berkelanjutan akibat penutupan bisnis untuk mengendalikan pandemi.
Produsen barang investasi juga sangat tertekan, dengan pesanan anjlok lebih dari 30 persen.
Lebih dari 600.000 orang telah kehilangan pekerjaan dan sekitar 7 juta lainnya berada di bawah dukungan upah sementara negara. Dengan kehidupan publik perlahan-lahan kembali, harapan peningkatan ekonomi kini berada di semester kedua tahun ini.