Bisnis.com, JAKARTA – Sejak pandemi virus corona (Covid-19), industri pakaian menjadi salah satu sektor usaha yang mengalami penurunan permintaan.
Namun demikian, pemerintah optimistis peluang ekspornya masih terbuka, termasuk dengan adanya permintaan tinggi bagi produk garmen yang dibutuhkan dalam penanganan wabah Covid-19 tersebut.
Industri pakaian tetap merupakan salah satu sektor manufaktur yang perlu didorong untuk tetap produktif dan berdaya saing. Tahun lalu, industri pakaian menyumbangkan nilai ekspor sebesar US$8,3 miliar.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, industri garmen memberikan kontribusi besar dalam upaya penanggulangan Covid-19.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada perusahaan garmen yang turut memproduksi alat pelindung diri [APD] yang menjadi pasokan perlindungan diri yang dibutuhkan tenaga medis,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Senin (1/6/2020).
Agus menyebut, pasar ekspor khususnya di Amerika Serikat sudah bisa diakses kembali. Dengan begitu, industri pakaian jadi bisa dipacu untuk melakuan produksi yang memberikan nilai tambah di dalam negeri.
Baca Juga
“Kami baru saja mendapat laporan tentang dibukanya kembali pasar ekspor, walaupun kuantitasnya belum sepenuhnya pulih,” papar Menperin.
Selain itu, pemerintah mengapresiasi upaya perusahaan industri yang tetap berkomitmen untuk berproduksi dengan mengutamakan penerapan protokol kesehatan.
“Dengan tetap beroperasi,sektor industri bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional, terlebih dalam kondisi yang kurang menguntungkan saat ini,” ujarnya.
Dalam masa pandemi Covid-19, jumlah pegawai yang bekerja dibatasi hingga 50 persen, dari total 6.336 karyawan pabrik dan kantor menjadi 3.498 orang. Pabrik juga melakukan kegiatan produksi hanya dalam satu shift.
APRESIASI KINERJA
Saat melakukan kunjungan kerja ke PT Daehan Global, Jumat (29/5/2020), Menperin meminta perusahaan tersebut terus mempertahankan serta meningkatkan penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerjanya.
“Tujuannya, agar kita semua semakin yakin bahwa industri bisa ikut berperan terhadap penanggulangan Covid-19,” jelasnya.
Daehan Global memproduksi APD berupa coverall atau protective suite dengan kapasitas 12 juta pieces per bulan dan surgical mask sebanyak 6 juta pieces per bulan. Agus mengungkapkan, hasil produksi tersebut turut membantu pemerintah dalam suplai kebutuhan perlindungan tenaga medis.
Daehan Global merupakan salah satu perusahaan garmen yang beroperasi di empat lokasi, yaitu Sukabumi, Citeureup, Cibinong, dan Brebes. Dengan total tenaga kerja sekitar 14.000 orang, perusahaan ini memiliki kapasitas produksi hingga 63,3 juta pieces.
Dengan volume ekspor perusahaan mencapai 17,76 juta pieces yang bernilai US$128,7 juta, perusahaan garmen tersebut merupakan salah satu bagian dari rantai pasok produk garmen global. Pabrik Daehan Global Brebes sendiri memproduksi pakaian jadi sebanyak 2,5 juta lusin per tahun.