Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga pengusaha nasional Sandiaga Salahudin Uno menilai pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah di Indonesia belum optimal meski potensinya mencapai Rp270 triliun.
“Saat ini zakat, infaq, sedekah di Indonesia masih berkisar Rp8 triliun jauh di bawah potensi kita sekitar Rp270 triliun, ini harus kita optimalkan dengan pengelolaan infaq kita,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Peryataan itu juga pernah disampaikan Sandi saat menjadi pembicara kunci pada Webinar SyariahFren beberapa waktu lalu.
Dengan potensi yang besar itu, pemilik PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk tersebut mendorong lembaga pengumpul zakat, infaq, dan sedekah, salah satunya Syariah Fren, untuk benar-benar meningkatkan pengelolaan infaq dan sedekah. Caranya, ujar Sandi, dengan memanfaatkan teknologi dan menyesuaikan dengan kondisi kekinian.
“Kita ingin pengelolaan infaq dilakukan dengan prinsip-prinsip social entrepreneurship atau islamic social finance dengan pengelolaan yang sangat modern dan tidak kalah dengan bank. Jadi ini adalah cara kita menabung atau berbisnis dengan Allah SWT,” kata penggagas Gerakan Bank Infaq tersebut.
Lebih jauh Sandi mengatakan bahwa kehadiran Bank Infaq diharapkan membantu pelaku usaha mikro untuk mengembangkan usaha mereka tanpa khawatir terjerat cekikan bunga rentenir.
"Bank Infaq juga membantu mereka terhindar dari rentenir digital yang kini marak," ujarnya.
Sandiaga mengatakan, Gerakan Bank Infaq ini berbasis komunitas di perumahan, masjid-masjid, kelompok masyarakat, dan majelis-majelis taklim.
Gerakan ini mengelola infaq dengan memanfaatkan teknologi digital.
Di era modern, menurut Sandi, infaq makin diterima. Apalagi, saat ini, banyak financial technology (fintech) yang memiliki platform urun dana (crowdfunding) yang pasarnya bisa mencapai Rp75 triliun.