Bisnis.com, JAKARTA - Kenormalan baru di sektor transportasi akan terbentur dengan keberadaan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi masyarakat. Dengan demikian, kebijakan sepeda motor mesti ditata ulang di tengah normal baru yang diakibatkan pandemi virus corona.
Ketua Bidang Advokasi Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengungkapkan virus corona membuat masyarakat harus menjaga jarak satu sama lain sehingga dapat terhindar dari penularannya, sementara angkutan umum biasanya membuat terjadinya kontak fisik antar penggunanya.
"Kendala di Indonesia menghadapi kenormalan baru, pasti nantinya adalah moda sepeda motor, sehingga kebijakan industri sepeda motor harus ditata ulang. Mau mengistimewakan program transportasi umum, pasti harus ditunjang keberadaan fasilitas jalur sepeda dan pejalan kaki untuk pergerakan jarak pendek," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (26/5/2020).
Lebih lanjut, sebagai feeder yang di mancanegara menggunakan sepeda serta berjalan kaki, Sementara masyarakat Indonesia, habitnya sudah terlanjur dinyamankan dengan sepeda motor.
Padahal, di negara lain kenormalan baru justru bertumpu pada penguatan transportasi umum dengan ditopang kebijakan penggunaan sepeda dan pejalan kaki terutama untuk mobilitas jarak pendek.
Sementara itu, di Indonesia akan kesulitan melakukan pembiasaan tersebut, sebab kebiasaannya sudah ke penggunaan sepeda motor. Sekarang pun, terangnya, ketika dilarang mudik, yang paling sulit dikendalikan pemudik menggunakan sepeda motor.
Baca Juga
Djoko mengatakan sepeda motor di Indonesia sudah diciptakan untuk perjalanan jarak jauh sebagai pengganti mobil prbadi bagi kalangan masyarakat kelas bawah. Di sisi lain, masing-masing sektor transportasi harus mulai membuat standar pelayanan minimum yang semakin tinggi terutama terkait kesehatan.
"Yang jelas sekarng ini sudah ada Permenkes No. 44/2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandara Sehat sudah ada, transportasi Higienis sudah merupakan sasaran berikutnya yang wajib diselenggarakan. Jadi nantinya, slogan transportasi aman, nyaman dan selamat harus ditambahkan sehat," paparnya.