Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mencatatkan laba bersih pada 2019 sebesar Rp2,5 triliun lebih tinggi naik 2,8 persen dibandingkan 2018 yang mencapai Rp2,43 triliun.
Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan peningkatan laba bersih terjadi karena adanya efisiensi biaya yang dilakukan, pasalnya dari sisi pendapatan perseroan pelabuhan ini mengalami penurunan.
"Laba bersih terjadi kenaikan sedikit, ini masalah cost efisiensi. Saya yakin di pelabuhan memberikan sumbangan dan dari peti kemas ada kenaikan sedikit," jelasnya dalam web seminar, Rabu (20/5/2020).
Dia menambahkan kinerja ini ditopang penghematan dan arus petikemas yang meningkat menjadi 7,66 juta TEUs naik tipis dari 2018 yang sebesar 7,64 juta TEUs, serta arus penumpang yang meningkat menjadi 1,13 juta orang dari 2018 yang hanya 714.930 orang.
Adapun, kinerja kurang apik ditunjukan dari total pendapatan yang turun tipis 2,5 persen menjadi Rp11,14 triliun pada 2019, sedangkan pada 2018 pendapatan mencapai Rp11,43 triliun.
Sementara volume arus barang non-petikemas pun mengalami penurunan menjadi 60,04 juta ton padahal pada 2018 dapat mencapai 61,97 juta ton. Kinerja menurun pun terlihat dari aktivitas arus kapal yang turun menjadi 209,12 juta GT, sementara pada 2018 dapat mencapai 224,3 juta GT.
Baca Juga
Menurutnya, pada fase 2019 ini belum terlalu terpengaruh dampak dari pandemi virus corona, sehingga kinerja perusahaannya masih dapat mencatatkan kenaikan laba bersih. Pada 2020, menghadapi tantangan pandemi virus corona, IPC pun melakukan refocusing aktivitas layanannya ke dasar sebagai jasa pengelola pelabuhan dan memastikan pelanggan mendapatkan pelayanan sesuai ekspektasinya.
"Terjadi perubahan pola kerja di mana terkait Covid-19 ini ada hal-hal yang dilakukan penyesuaian cara kerja, komunikasi, daya dukung, dan budaya sehingga akan ada normal baru yang dilakukan," paparnya.