Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Covid-19, Pelindo II Buka Kemungkinan Revisi Target

Pelindo II mungkin akan merevisi target pendapatannya jika kinerja perusahaan sampai Juli 2020 turun hingga 15 persen sebagai dampak pandemi virus Covid-19 di Indonesia.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mungkin akan merevisi target pendapatannya jika kinerja perusahaan sampai Juli 2020 turun hingga 15 persen akibat perlambatan aktivitas perdagangan sebagai dampak pandemi virus Covid-19 di Indonesia.

Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan mungkin segera melakukan evaluasi terhadap target perusahaan, tetapi masih menunggu hingga Juli 2020 nanti melihat perkembangan yang ada.

"Review target kami tunggu bulan Juni atau Juli 2020 penurunan baru sekitar 4 persen, kalau lebih dari 10-15 persen saya lowering budget. Saya berharap Covid-19 segera berlalu, sehingga penurunan tidak terlalu banyak dari target-target yang ada," paparnya dalam web seminar, Rabu (20/5/2020).

Dia menyebut baru kali ini agak sulit melakukan prediksi bisnis karena pandemi virus corona yang kian tidak pasti. Dia berharap aktivitas bongkar muat dapat kembali bergairah dan aktivitas pabrik-pabrik yang menjadi sumber ekspor kembali normal.

Adapun kinerja perusahaan hingga April 2020 memang tercatat telah mengalami penurunan. IPC mencatatkan penurunan trafik barang pelabuhan antara 5-8 persen akibat pandemi Covid-19.

Sementara pada 2019 laba bersih IPC sebesar Rp2,5 triliun lebih tinggi naik 2,8 persen dibandingkan 2018 yang mencapai Rp2,43 triliun. Peningkatan laba bersih terjadi karena adanya efisiensi biaya yang dilakukan, pasalnya dari sisi pendapatan perseroan pelabuhan ini mengalami penurunan.

"Laba bersih terjadi kenaikan sedikit, ini masalah cost efisiensi. Saya yakin di pelabuhan memberikan sumbangan dan dari peti kemas ada kenaikan sedikit," jelasnya, dalam Webinar.

Kinerja ini ditopang penghematan dan arus petikemas yang meningkat menjadi 7,66 juta TEUs naik tipis dari 2018 yang sebesar 7,64 juta TEUs, serta arus penumpang yang meningkat menjadi 1,13 juta orang dari 2018 yang hanya 714.930 orang.

Adapun kinerja kurang apik ditunjukan dari total pendapatan yang turun tipis 2,5 persen menjadi Rp11,14 triliun pada 2019 sedangkan pada 2018 pendapatan mencapai Rp11,43 triliun. 

Sementara volume arus barang non-petikemas pun mengalami penurunan menjadi 60,04 juta ton padahal pada 2018 dapat mencapai 61,97 juta ton. Kinerja menurun pun terlihat dari aktivitas arus kapal yang turun menjadi 209,12 juta GT, sementara pada 2018 dapat mencapai 224,3 juta GT.

Menurutnya, pada fase 2019 ini belum terlalu terpengaruh dampak dari pandemi virus corona, sehingga kinerja perusahaannya masih dapat mencatatkan kenaikan laba bersih. Pada 2020, menghadapi tantangan pandemi virus corona, IPC pun melakukan refocusing aktivitas layanannya ke dasar sebagai jasa pengelola pelabuhan dan memastikan pelanggan mendapatkan pelayanan sesuai ekspektasinya.

"Terjadi perubahan pola kerja di mana terkait Covid-19 ini ada hal-hal yang dilakukan penyesuaian cara kerja, komunikasi, daya dukung, dan budaya sehingga akan ada normal baru yang dilakukan," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper