Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Kesehatan Pelabuhann (KKP) Bandara Soekarno-Hatta menjelaskan temuan penumpang yang reaktif Covid-19 bukan dikarenakan kelalaian, tetapi sebagai upaya menjaring memperketat protokol kedatangan dari penumpang internasional.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta Anas Maruf mejelaskan sesuai dengan protokol yang diterbitkan oleh kementerian kesehatan, penumpang repatriasi memang diminta untuk melampirkan tes PCR atau polymerase chain reaction dan tes cepat. Namun, jika di negara yang bersangkutan tidak dapat mengadakan test tersebut, maka pemeriksaan harus dilakukan di negara kedatangan.
“Banyak WNI dari luar negeri yang memang nggak bawa apa-apa. Harusnya membawa ternyata banyak yang nggak membawa. Kami paham juga di beberapa negara di luar juga susah untuk melakukan tes PCR di sana. Bagi mereka yang pulang ke Indonesia tanpa membawa hasil tes dilakukan screening. Justru itu memperketat kedatangan internasional dan protokol kesehatan untuk kepulangan WNI, bukan karena kami kecolongan,” jelasnya, Selasa (19/5/2020).
Secara kumulatif dari periode April hingga pertengahan Mei ini KKP telah melakukan tes kepada 13.000 penumpang dengan hasil lebih dari 300 penumpang dinyatakan reaktif terhadap Covid-19.
Namun, lanjutnya, memang banyak WNI yang harus melakukan tes PCR atau tes cepat secara mandiri dan ada yang dikoordinasikan melalui perwakilan KBRI.
Secara prosedur, jelasnya, WNI yang kembali harus melakukan serangkaian wawancara, penyelidikan epidomologi kemudian diamati tanda gejala dan diukur suhu tubuhnya. Bagi penumpang yang membawa hasil test secara otomatis lolos tetapi wajib melakukan karantina mandiri.
Baca Juga
Sebaliknya, bagi penumpang yang tidak dapat menunjukkan hasil tes dari negara asal akan dibawa di tempat karantina untuk dilakukan screening dan dilanjutkan dengan tes swab. Jika hasil tes positif, maka penumpang langung dirujuk ke rumah sakit atau RS darurat corona atau RS Wisma Atlet.