Bisnis.com, JAKARTA - Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) per kuartal I/2020 tercatat rendah di bawah 1,5% dari produk domestik bruto (PDB).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menerangkan hal ini dipengaruhi terutama oleh turunnya impor akibat rendahnya permintaan domestik.
Turunnya impor sepanjang kuartal I/2020 mengimbangi penurunan ekspor pada periode yang sama sehingga CAD pada kuartal I/2020 bisa dijaga rendah.
Dari sisi neraca transaksi modal dan finansial, BI mencatat adanya penurunan dari neraca tersebut akibat capital outflow yang terjadi pada Maret 2020 akibat kepanikan di pasar keuangan waktu itu.
“Meski demikian, aliran modal kembali masuk pada April 2020 karena meredanya ketidakpastian serta tingginya daya saing aset keuangan Indonesia,” kata Perry, Selasa (19/5/2020).
Investasi portofolio sejak April 2020 hingga 14 Mei 2020 mencatat net inflow sebesar US$4,1 miliar setelah pada kuartal I/2020 mencatat net outflow US$5,7 miliar.
Dengan tren tersebut, BI pun memperkirakan defisit transaksi berjalan atau CAD pada 2020 ini akan menurun menjadi di bawah 2% dari PDB.
Proyeksi CAD tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,5% hingga 3% dari PDB.