Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Sewa Gedung Perkantoran Dipastikan Tidak Turun

Bisnis sewa gedung perkantoran tengah menghadapi tantangan berat menyusul dampak virus corona jenis baru atau Covid-19.
Sejumlah gedung bertingkat di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Sejumlah gedung bertingkat di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis sewa gedung perkantoran tengah menghadapi tantangan berat menyusul dampak virus corona jenis baru atau Covid-19.

Meskipun demikian, pengembang gedung perkantoran belum sampai menurunkan tarif sewa untuk menggaet para penyewa baru. Begitu pula dengan penurunan harga sewa bagi penyewa yang ada saat ini.

Vice President Director Metropolitan Kentjana Jeffry S. Tanudjaja mengatakan bahwa kebijakan terkait tarif sewa biasanya tergantung dari permintaan dan pasokan gedung perkantoran.

"Namun, dengan situasi saat ini memang kita [pemilik gedung perkantoran] lebih fleksibel untuk harga sewa. Kalau untuk tenant existing sampai saat ini tidak ada penurunan harga sewa," katanya pada Bisnis.com, Selasa (19/5/2020).

Pengembang Pondok Indah itu memiliki portofolio gedung perkantoran di Pondok Indah Town Center. Saat ini, perusahaan dengan kode saham MKPI itu tengah mengembangkan Pondok Indah Office yang beberapa waktu lalu progresnya mencapai 90 persen. 

Jeffry menyatakan bahwa dalam bisnis gedung sewa perkantoran, para calon penyewa juga biasanya kerap melakukan negoisasi harga sebelum memutuskan untuk menempati ruang tersebut. 

PT Bakrieland Development Tbk., juga sampai saat ini belum memutuskan untuk menurunkan harga sewa. Upaya ini perlu diperhitungkan dengan matang.

Sekretaris Perusahaan PT Bakrieland Development Tbk. Yudy Rizard Hakim mengaku bahwa semua lisnis bisnis properti sedang dihadapi tantangan. Namun, penurunan harga sewa belum dikaji. Bakrieland memiliki portofolio gedung perkantoran di antaranya Bakrie Tower dan Wisma Bakrie.

"Sampai saat ini kami belum mendiskusikan perihal [penurunan harga sewa] ini," katanya.

Sebelumnya, Leads Property Service Indonesia memproyeksikan bahwa pasar perkantoran yang berada di area pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta akan makin tertekan.

Saat ini, pasar perkantoran mengalami penurunan dari sisi permintaan mengingat adanya keterbatasan aktivitas bisnis seiring kebijakan berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Leads mencatat bahwa selama kuartal pertama harga sewa kotor rata-rata menyentuh Rp352.940 per meter persegi per bulan atau tertekan sekitar 2,4 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qoq) atau 4,6 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

Sementara pasar perkantoran strata-title, harga rata-rata di CBD Jakarta tercatat Rp57.570.000 per meter persegi atau turun sebesar 2,5 persen qoq atau 2,6 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper