Bisnis.com, JAKARTA - Portal jual beli properti Rumah.com mencatat belum adanya pergerakan harga properti di kuartal II/2020 pada subsektor residensial, di tengah pelbagai sentimen yang mengadang bisnis ini.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com, mengatakan sejauh ini belum terlihat adanya penurunan secara kuartalan. Pihaknya mencatat ada kenaikan sangat tipis di kuartal I/2020, namun masih cenderung stagnan.
"Kuartal I/2020 dibandingkan kuartal IV/2019 hanya naik 0,4 persen. Ini karena kita tahu pengembang jarang menurunkan harga. Biasanya, mereka menyamarkannya dalam bentuk gimik, misalnya, diskon harga yang tinggi, free BPHTB, fully furnished," katanya pada Bisnis, Selasa (19/5/2020).
Data yang dihimpun Rumah.com merupakan gabungan antara pasar primer dan sekunder di subsektor residensial. Meski demikian, kata Marine, dampaknya bisa terlihat dari sisi suplai.
Menurut dia, berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index mencatat penurunan suplai properti pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya mencapai 5 persen.
"Ini merupakan anomali karena biasanya tren suplai pada kuartal pertama di awal tahun selalu lebih tinggi daripada kuartal empat di tahun sebelumnya. Penurunan suplai ini bisa menjadi indikasi bahwa pengembang menahan diri untuk menambah suplai properti karena serapan melambat," katanya.
Baca Juga
Marine menyatakan bahwa tren harga secara kuartalan terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia. Dia menyatakan bahwa DKI Jakarta sebesar -1,35 persen, Banten 0,6 persen, Jawa Timur -5,1 persen, dan Bali -1,26 persen.
Data Rumah.com mencatat hanya Jawa Barat yang menunjukkan kenaikan harga yang lebih signifikan sebesar 3,34 persen dan Jawa Tengah 1,4 persen.
"Lebih spesifik, kenaikan harga di Jawa Barat paling besar terjadi di Bekasi mencapai 4,2 persen. Dibandingkan kota penyangga DKI Jakarta lainnya, rata-rata harga properti di Bekasi lebih rendah sehingga punya ruang cukup untuk berkembang, bahkan di tengah pandemi ini," tuturnya.
Perbandingan tersebut bisa dibandingkan dengan Tangerang Raya yang harga rumah di sana berada pada kisaran Rp13 jutaan per meter persegi, sedangkan Bekasi masih dikisaran Rp8 jutaan per meter persegi.
"Namun, dari sisi suplai, semua provinsi mengalami penurunan, termasuk Jawa Barat, termasuk wilayah Bekasi," kata dia.