Bisnis.com, JAKARTA - Agen properti mengalami kesulitan melakukan transaksi menyusul ketatnya perbankan dalam menyalurkan kredit di tengah virus corona baru atau Covid-19.
Chief Executive Officer Promex Indonesia Sulihin Widjaja mengatakan bahwa saat ini para agen dihadapi sulitnya transaksi. Padahal, transaksi merupakan hal yang penting bagi pemasukan para agen.
"Sekarang bank juga mulai ketat memberikan kredit dalam pengertian lebih selektif, itu yang membuat kita kesulitan transaksi saat ini," katanya pada Bisnis.com, Selasa (19/5/2020).
Sejumlah perbankan mengakui bahwa penyaluran kredit lebih selektif karena sebagai bentuk kehati-hatian untuk menghindari risiko kredit macet ke depan di tengah dampak virus Corona. Sebagian bank memilih debitur yang tak terkena dampak tersebut.
Sulihin yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Real Estate Broker Indonesia itu meminta agar pihak terkait, baik perbankan atau instansi lainnya bisa melonggarkan persyaratan pengajuan kredit sehingga tak terlalu selektif.
"Kita semua berat, karena [dipikirnya] dianggap mampu. Padahal, marketing belum tentu punya simpanan juga jadi mereka perlu transaksi untuk mendapatkan income," tuturnya.
Baca Juga
Kondisi di lapangan juga menurutnya banyak transaksi tidak berjalan karena pola kerja sejumlah instansi terbatas, meskipun ada pula melalui mekanisme secara daring. Hanya saja, dia mengaku bahwa proses tersebut tak optimal dan memakan waktu lama sehingga banyak transaksi yang tidak bisa Akta Jual Beli (AJB).
"Maka harus segera dibuka pelayanan untuk aktivitas transaksi jual beli properti baik itu notarisnya, pajak, BPN sehingga kita bisa putar perekonomian dari para broker," kata dia.