Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi Difokuskan di Dua Sisi Vital Ini

Kebijakan yang terangkum dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional dipercaya bisa mendorong dua sisi vital di perekonomian, supply dan demand, agar tetap berjalan.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA - Dampak negatif covid - 19 di sisi produksi (supply) dan permintaan (demand) diharapkan bisa segera diminimalkan setelah kuartal II/2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kebijakan yang terangkum dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebenarnya bisa dijadikan modal bagi pemerintah untuk mendorong dua sisi vital di perekonomian ini tetap berjalan.

"Dengan demikian, kita harapkan, dampak negatif itu bisa diatasi atau diminimalkan pada kuartal ketiga dan keempat," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Senin (18/5/2020).
Di sisi permintaan, fokus pemerintah adalah menjaga konsumsi masyarakat dengan paket-paket yang bisa langsung diserap masyarakat. Tak tanggung-tanggung, total alokasi dana yang disiapkan mencapai Rp172,1 triliun.
Dari sisi suplai, pemerintah  menyiapkan bantuan bagi UMKM berupa subsidi bunga & insentif perpajakan bagi dunia usaha yang nilainya masing-masing sebanyak Rp34,15 triliun dan Rp123,01 triliun.
Selain itu, sebagai sektor yang cukup dominan dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB), UMKM juga nantinya akan mendapatkan relaksasi lanjutan berupa restrukturisasi kredit di perbankan. 
Skema yang disiapkan pemerintah ini nantinya akan dilakukan dengan cara menempatkan dana milik pemerintah senilai Rp87,59 triliun (angka sementara) ke perbankan.
"Untuk angka yang terakhir ini akan kami finalkan, angka ini berasal dari Otoritas Jasa Keuangan," tukas Sri Mulyani.
Seperti diketahui, pandemi Corona yang bermula dari Wuhan China, telah menghajar sendi-sendi rantai perekonomian global. Anjloknya kinerja ekonomi global ini membuat terganggunya sisi permintaan dan produksi global, tidak terkecuali Indonesia.
Rapor ekonomi Indonesia pada kuartal 1/2020 menunjukkan dua sisi penyangga ekonomi nasional mulai terpengaruh. Dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat & investasi tergerus signifikan. Konsumsi hanya tumbuh 2,7 persen dan investasi di angka 1,7 persen.
Sementara sisi suplai, merosotnya kinerja sektor manufaktur hanya timbuh 2,1 persen. "Jadi covid - 19 telah memberikan ancaman baik dari sisi supply maupun demand," tegas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper