Bisnis.com, JAKARTA – Lantaran diadang pandemi Covid-19 yang tak pernah terjadi sebelumnya, pengembang properti tak bisa melihat jelas prospek ke depan. Mereka bahkan tidak bisa membayangkan pasar properti pada kuartal berikutnya di tengah kondisi ini.
Ciputra Residence, anak usaha Ciputra Group, menyebutkan bahwa perusahaan bertumbuh cukup baik pada kuartal pertama tahun ini, tapi tak bisa memproyeksi jauh ke depan.
“Kuartal I/2020 dari 10 proyek Ciputra Residence penjualannya tumbuh 11 persen dibandingkan dengan dengan kuartal I/2019. Untuk kuartal II/2020 kita belum tahu, lihat situasi, termasuk untuk launching produk,” kata Associate Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo pada konferensi video, Rabu (13/5/2020).
Menurutnya, yang menjadi fokus perusahaan saat ini adalah menerapkan metode pemasaran baru dan melakukan riset secara berkala terkait produk yang dibutuhkan pasar. Hal ini agar Ciputra bisa cepat beradaptasi dengan kondisi yang terjadi.
Yance menuturkan bahwa karena adanya Covid-19, banyak pengembang yang terdampak lantaran pembelian properti jadi menyusut. Terlebih, kemampuan beli properti makin susut akibat adanya pengetatan oleh perbankan ketika melakukan penilaian.
“Dengan kondisi saat ini bank akan makin selektif untuk menerima calon debitur karena mereka ingin punya aset yang kualitasnya baik,” tuturnya.
Baca Juga
Saat ini, tuturnya, transaksi yang terjadi di proyek-proyek Ciputra masih didominasi oleh pengguna kredit pemilikan rumah (KPR). Untuk proyek di Citra Maja Raya tercatat pengguna KPR mencapai 75 persen, sedangkan di Citra Garden Puri mencapai 70 persen.
Ketika menghadapi kondisi saat ini, Ciputra tetap optimistis. Pasalnya pasar Indonesia didominasi serapan dari warga lokal. Sebagai upaya antisipasi dan strategi menggenjot penjualan, Ciputra memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan pemasaran dan tetap berkomunikasi dengan para konsumen.
Pengembang properti di Australia, Crown Group juga memasang target konservatif di tengah pandemi.
CEO Crown Group Iwan Sunito mengatakan bahwa dengan adanya pandemi, kapasitas bisnis akan turun, termasuk dunia properti yang pemulihannya perlu waktu yang panjang.
“Jadi, kalau mau proyeksi ke depan enggak bisa sama dengan yang terjadi sekarang karena ke depan banyak perusahaan yang downsizing. Kita harus bisa adaptasi juga, melakukan efisiensi,” jelasnya belum lama ini.
Kendati demikian, Iwan tetap optimistis ke depan, pasalnya tidak semua sektor terpengaruh, masih ada beberapa industri yang masih bisa berjalan. Harapannya, setelah pandemi berakhir, semua pembelian yang tertahan diharapkan bisa terealisasi.