Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) menilai perbaikan bisnis berbagai lini usahanya akan terjadi sekitar tiga bulan usai pandemi virus corona atau Covid-19 berakhir.
Direktur Utama Perum Perindo Farida Mokodompit mengatakan secara garis besar pandemi Covid-19 telah mengoreksi kinerja perusahaan sekitar 25-30 persen.
Menurutnya hal itu terjadi hampir di seluruh segmen usaha perseroan yakni budidaya, perdagangan, dan penyediaan jasa pelabuhan.
"Jadi penurunan rerata 25-30 persen, perusahaan akan recovery kira-kira tiga bulan setelah wabah corona mereda," katanya kepada Bisnis, Rabu (6/5/2020).
Farida mengemukakan ada sejumlah strategi yang akan digencarkan perseroan dalam masa krisis saat ini. Pertama, meningkatkan penjualan khususnya melalui daring blanja.com guna memudahkan masyarakat mendapat produk dengan tetap menjalankan penjualan secara ritel.
Kedua, menjalankan penugasan dalam program jaring pengaman sosial oleh Kementerian BUMN untuk menyerap hasil nelayan dan petambak 1.500 ton.
Ketiga, tetap memasok bahan pangan untuk program Warung Tetangga bersama klaster pangan yang dikoordinir oleh PT BGR. Keempat, percepatan produksi pabrik pakan ikan dan udang.
Baca Juga
Adapun, untuk penyerapan ikan nelayan 1.500 ton, perseroan baru saja mendapatkan stimulus kucuran dana oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar Rp30 miliar.
Farida mengatakan dukungan modal usaha dari pemerintah itu sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas pembelian hasil tangkapan nelayan dan hasil budidaya petambak. Penyerapan hasil tangkapan ikan nelayan ini dilatarbelakangi banyaknya nelayan yang ikut terdampak pandemi Covid-19.
Hal ini lantaran serapan hasil perikanan mereka berkurang drastis. Oleh karena itu, penyerapan ikan tangkapan nelayan oleh Perum Perindo merupakan komitmen perusahaan terhadap para nelayan. Perum Perindo mulai menyerap hasil perikanan nelayan pada awal Mei 2020 melalui lima cabang dan 23 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Perum Perindo juga akan berkoordinasi dengan pihak lain, untuk memperluas penyerapan. "Penyerapan yang pertama tentu saja di lokasi-lokasi kami. Kami juga akan berkoordinasi dengan Ditjen Perikanan Tangkap KKP misalnya, yang punya data cold strorage dan nelayan-nelayan yang ikannya belum tertampung," katanya.