Bisnis.com, JAKARTA - Harga properti berpotensi mengalami penurunan selama kuartal II/2020 menyusul merosotnya bisnis properti akibat wabah virus corona atau Covid-19.
CEO Indonesia Property Watch Advisory Group Ali Tranghanda mengatakan penurunan harga properti berpotensi dialami oleh pasar primer maupun sekunder alias bekas.
"Kuartal kedua kayaknya akan ada penurunan 5 persen hingga 8 persen di pasar primer, sedangkan pasar sekunder masih di bawah 5 persen," ujar Ali pada Bisnis, Kamis (7/5/2020).
Indonesia Property Watch (IPW) memprediksi bahwa selama kuartal kedua tahun ini tekanan hebat melanda bisnis properti termasuk segmen residensial. Apalagi, tanda-tanda melesunya bisnis ini tercermin di survei IPW kuartal I/2020.
Ali mengatakan bahwa faktor penurunan harga properti salah satunya adalah tingkat permintaan dan daya beli yang menurun menyusul ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19.
Terlebih, masyarakat lebih memilih menyimpan dananya atau membeli kebutuhan pokok lain selama ketidakpastian ekonomi ini masih berlangsung.
Baca Juga
"Tingkat permintaan [terhadap properti] bisa dikarenakan turunnya daya beli atau turunnya minat [membeli rumah untuk sementara waktu]," ujar Ali.
Namun demikian, dia menyatakan bahwa harga properti bisa kembali normal bila kondisi ekonomi dan daya beli kembali pulih apalagi jika virus corona segera dapat diatasi.
Sebelumnya, IPW mencatat bahwa nilai penjualan perumahan primer di wilayah Jabodebek-Banten selama kuartal I/2020 anjlok dengan besaran nilai rata-rata 50,1 persen.
IPW mencatat penurunan tertinggi di wilayah Bekasi sebesar 56,0 persen, Bogor 55,3 persen, Depok 50,9 persen. Adapun penurunan terendah terjadi di Cilegon sebesar 27,2 persen.
Nilai penjualan di kuartal pertama tercatat sebesar Rp719.056.090.052 atau turun pada kuartal sebelumnya yang mencapai Rp1.440.918.534.767.
Adapun penurunan tertinggi terjadi di segmen harga rumah di bawah Rp300 jutaan atau pasar end user yang turun sebesar 62,5 persen (qtq) atau sebesar 68,8 persen (yoy).