Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batu Bara Tertekan, Tengok Cara Bumi Resources dan Bukit Asam Jaga Kinerja

Kalangan pengusaha tambang pun melakukan sejumlah cara untuk dapat bertahan di tengah himpitan harga dan permintaan.
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara yang tengah tertekan dan berkurangnya permintaan emas hitam di tengah Pandemi Covid-19 ini berdampak pada kinerja perusahaan tambang.

Kalangan pengusaha tambang pun melakukan sejumlah cara untuk dapat bertahan di tengah himpitan harga dan permintaan.

Direktur & Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk (BRMS) Dileep Srivastava menuturkan memang harga batu bara saat ini tengah tertekan. Namun, masih bisa diterapkan untuk produk baru bara dari produsen berbiaya rendah yang efisien.

Namun saat ini harga minyak juga tengah merosot sehingga akan dapat membantu perusahaan.

"Harga minyak yang merosot mengimbangi sebagian dari beban," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (6/5/2020).

Saat ini, kondisi pasar batu bara termal tengah tak pasti. Menurutnya, memang China tampaknya pulih tetapi menahan inventaris. "India terkunci. Pasar lain dibungkam tetapi aktif," katanya.

Perusahaan akan meninjau dampak pandemi pada bulan ini. Namun secara keseluruhan operasional produksi dan penjualan sesuai dengan rencana.

Pihaknya pun secara ketat memantau situasi pasar saat ini. Selain itu juga dilakukan mengoptimalkan biaya. Perusahaan pun mengambil setiap langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengelola pandemi Covid-19 dan melindungi operasi produksi.

"Kami terus mengembangkan proyek-proyek non batubara seperti percobaan produksi emas di Palu dan seng dari Dairi dalam 2 tahun dari sekarang," ucap Dileep.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan perusahaan mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Hong Kong, Taiwan, Thailand, Vietnam dan sejumlah negara Asia lainnya, di tengah fluktuasi HBA.

Penjualan batu bara perusahaan terkena dampak akibat kebijakan lockdown, salah satunya yang dilakukan oleh India. India melakukan lockdown akibat Covid-19 dimana sejumlah  pelabuhan di negara tersebut tak lagi menerima kapal yang masuk termasuk tongkang batu bara.

"Kami masih bisa cari pasar alternatif baru. Alternatif pasar baru menjual batu bara ke negara Brunei Darussalam," katanya.

Direktur Niaga PT Bukit Asam Adib Ubaidillah menuturkan terjadinya lockdown di India belum tercermin pada kinerja perusahaan kuartal I-2020. Menurutnya, kebijakan lockdown di negara India akan terasa pada kuartal II tahun ini. Terlebih, India merupakan pasar ekspor yang besar.

"Dampaknya baru akan terasa di kuartal II. Sampai saat ini India masih melakukan lockdown dan terakhir diperpanjang sampai 14 Mei. Memang India merupakan salah satu tujuan terbesar untuk batu bara kalori medium termasuk PTBA," terangnya.

Untuk mengantisipasi penurunan penjualan di kuartal II/2020 PTBA mulai mencari pasar yang baru. Perusahaan akan masuk ke Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Korsel hingga Hong Kong.

"Mencari pasar baru ke Brunei. Lalu dapat pasar baru ke Thailand, Vietnam, Hongkong, Korea masih bisa masuk," tutur Adib.

Sekretaris Perusahaan PTBA Hadis Surya Palapa menuturkan perusahaan pun juga melakukan strategi efisiensi guna menghadapi volatilitas harga batu bara dan kecenderungan berkurangnya permintaan pasokan batu bara.

Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA pada kuartal pertama 2020 adalah secara operasional melakukan upaya penurunan HPP (Harga Pokok Produksi) melalui penerapan optimasi biaya jasa penambangan dengan menekan stripping ratio dan jarak angkut yang paling optimal, optimasi jam jalan alat dan penghematan BBM.

"Saat ini PTBA juga tengah melakukan upaya negosiasi tarif dengan beberapa mitra kerja utama," ucap Hadis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper