Bisnis.com, JAKARTA – Sepuluh perusahaan unggas tercatat telah menyerap 613.870 ayam broiler siap potong atau livebird milik peternak mandiri sejak komitmen penyerapan disepakati bersama Kementerian Pertanian pada 21 April lalu. Jumlah tersebut setara dengan 14,90 persen dari target komitmen sebesar 4,11 juta ekor.
“Kami terus mengimbau perusahaan pembibitan ayam ras dan perusahaan pakan ternak yang telah melakukan pembelian livebird agar dapat terus memaksimalkan penyerapan sesuai komitmennya,” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan I Ketut Diarmita melalui siaran pers, Kamis (7/5/2020).
Ketut memerinci pembelian tersebut mencakup 312.024 ekor di Jawa Barat, Banten 18.695 ekor, Jawa Tengah 181.585 ekor, Yogyakarta 6.847 ekor, Jawa Timur 79.487 ekor, dan Sumatra Utara 15.232 ekor.
"Masih ada dua perusahaan yang belum melaporkan hasil pembelian livebird peternak mandiri, kami harapkan perusahaan mitra tersebut dapat segera melaporkan," tambahnya.
menurutnya, terdapat enam mitra peternakan yang penyerapannya di atas 50 persen dan empat perusahaan mitra lainnya telah melebihi target yakni PT Expravet, PT Intertama Trikencana Bersinar, PT Ayam Manggis, dan CV Surya Inti Pratama. “Kami apresiasi komitmen yang diberikan sebagai wujud solidaritas untuk saling menguatkan rasa kebersamaan dalam membantu peternak lainnya saat ini.”
Menurutnya, tim Ditjen PKH juga mencatat bahwa penyerapan terbesar saat ini dilakukan oleh PT Charoen Pokphand sebesar 190.513 ekor atau 19,05 persen dari komitmen dan PT De Heus sebanyak 115.161 ekor atau 11,52 persen dari komitmen.
Baca Juga
Sementara itu, Head Poultry Value Chain PT De Heus A. Bagus Pekik menyampaikan bahwa bagi mereka, pembelian livebird peternak ini merupakan bentuk solidaritas pelaku industri perunggasan.
PT De Heus sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pakan ternak, katanya, memahami permasalahan peternak mandiri yang kesulitan karena harga livebird yang rendah, jauh di bawah biaya pokok produksi.
"Kami siap membeli 1 juta ekor livebird peternak mandiri walaupun kami tidak memiliki RPHU [rumah potong hewan unggas] dan cold storage, tetapi kami carikan untuk membantu masalah ini," tambah Bagus.
Hal senada juga disampaikan oleh Suwandi pimpinan PT Karya Indah Pertiwi yang berkomitmen untuk membeli livebird peternak mandiri sebanyak 50.000 ekor dengan harga Rp15.000 per kilogram.
"Semoga ini jadi awal perbaikan harga ayam pedaging menuju harga sesuai biaya pokok dan mendukung sukses dan berkembangnya peternak rakyat mandiri," ucapnya.
Dukungan para mitra peternakan ini disambut baik oleh peternak mandiri juga oleh dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di enam provinsi.
Lalu Muhamad Syafriadi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, berharap agar fasilitasi penyerapan livebird ini dapat mengurangi pasokan ayam ke pasar. Dengan demikian, keseimbangan pasokan dan permintaan dapat tercapai.
"Diharapkan harga akan meningkat dan pada gilirannya peternak bisa menikmati hasil usahanya," katanya.