Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 diperkirakan semakin tertekan setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 meleset dari ekspektasi pemerintah.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 hanya mencapai 2,97 persen secara year-on-year (yoy) dan -2,41 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019.
Realisasi tersebut sekaligus menjadi yang terendah sejak kuartal IV/2001.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memproyeksikan laju ekonomi pada kuartal I/2020 bisa mencapai 4,5 persen - 4,7 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad. Dia mengatakan pemerintah harus mewaspadai penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 hingga kuartal IV/2020, menyusul rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020.
“Kuartal II/2020 bahkan kuartal III/2020 bisa lebih buruk dari capaian sekarang. Kita harus mengantisipasi untuk kemungkinan paling buruk,” ujarnya.
Baca Juga
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 akan tersendat.
Dia mengatakan jika aktivitas perekonomian di kuartal III/2020 belum pulih, maka pertumbuhan ekonomi 2020 berpotensi lebih rendah dari skenario berat pemerintah, yakni berkisar antara 0 persen - 1 persen.
Sebagai salah satu solusinya, Josua menyarankan agar pemerintah mempercepat realisasi anggaran belanja, khususnya jaring pengaman sosial.
Penghematan belanja pemerintah pusat pun perlu ditingkatkan.
Kepala Ekonom PT Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan jika ekonomi belum kembali ke kapasitas penuh pada kuartal ketiga, model pemulihan ekonomi berbentuk L.
"Pemulihan L-shape dengan risiko resesi teknikal pada semester II/2020, yang didefinisikan dengan pertumbuhan tahunan dan kuartalan negatif dalam dua kuartal berturut-turut," ujarnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan bahwa pemerintah akan terus menyiapkan berbagai skenario dampak dari pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, setiap data baru akan digunakan untuk memutakhirkan asesmen Pemerintah terhadap kondisi perekonomian riil dan sosial masyarakat.
Tujuannya agar Pemerintah dapat memformulasikan langkah antisipasi secara cepat dan tepat.
"Penurunan kinerja konsumsi yang tajam di kuartal pertama 2020 ini memperkuat urgensi percepatan penyaluran bantuan sosial di kuartal kedua," tegas Febrio.
Sementara di sisi produksi, dia menambahkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM menjadi sangat kritikal dan perlu dilaksanakan secepatnya.
“Dengan bantalan pada kedua sisi ini, Pemerintah berharap membantu meringankan tekanan terhadap rumah tangga dan pelaku usaha, terutama Ultra Mikro dan UMKM,” ungkap Febrio.