Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha berharap pemerintah lebih sungguh-sungguh melakukan upaya penyelamatan sektor usaha di tengah masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Wakil Komisi Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Achmad Widjaja mengatakan yang utama yakni pembenahan di hulu industri oleh pemerintah.
Kemudian percepatan pemberian kelonggaran atas pinjaman dunia usaha pada perbankan dengan tidak wajib pungutan pokok, cukup dengan bunga saja.
"Kemudian untuk sektor makanan dan minuman, lokal supplier tidak perlu terlalu melakukan impor bahan baku, dan untuk agrikultur perlu ada ketegasan di level petani, mana yang subsidi dan komersial yang dapat di impor sebagai bahan baku penunjang," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).
Dalam pengelompokkan klaster industri ada dua jenis yang berpotensi bertahan ataupun terpuruk menghadapi virus corona.
Dari sisi industri yang bertahan atau menang dalam pandemi yakni pendukung alat kesehatan dan farmasi, makanan olahan, personal dan healthcare, informasi teknologi dan komunikasi, e-commerce, agrikultur, minyak dan gas.
Adapun dari yang berpotensi terpuruk datang dari industri minyak dan gas, pendidikan, keuangan, manufaktur non-essenstials, konstruksi dan properti, otomitif, penerbangan dan kelautan, serta hiburan dan wisata.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Johnny Darmawan berharap kondisi terburuk dari manufaktur di Tanah Air akan mulai pulih pada Juni dengan syarat jika wabah covid-19 mulai melandai.
Dia mengatakan PMI April sudah di level 27,5, untuk itu industri diharapkan bersiap untuk level yang lebih rendah pada Mei karena usai PSBB Jakarta pada 22 Mei akan dilanjutkan periode libur Lebaran.
"Jadi Mei bisa tambah parah, karena sekarang kalau mau direlaksasi untuk membuka kegiatan ekonomi lagi syaratnya data kasus covid-19 harus mulai landai dahulu seperti negara lain kemudian baru bisa mengharapkan pelonggaran untuk paling tidak orang mulai beraktivitas ke luar dan bekerja," katanya.
Dalam kondisi saat ini, Johnny berharap pemerintah menambah anggaran sebagai bantalan perekonomian ke depan usai wabah selesai. Menurutnya, masih sesuai usulan Kadin, dunia usaha berharap pemerinta mau menggelontorkan dana Rp1.600 triliun.
Dana itu akan dibagi dalam tiga kelompok untuk penanganan Covid-19 Rp400 triliun, untuk bantuan langsung Rp600 triliun, dan untuk stimulus UMKM Rp600 triliun khususnya keringanan pembiayaan perbankan atau sejenisnya.
"Dengan adanya dana itu bisnis tidak akan hancur sehingga ketika industri bersiap naik kembali semua sudah siap," ujarnya.