Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Bikin Daya Beli Loyo, Konsumsi Rumah Tangga Cuma Tumbuh 2,8 Persen

Karena porsi konsumsi rumah tangga terhadap total produk domestik bruto (PDB) besar, yaitu di atas 50 persen, dipastikan menggeret perekonomian secara keseluruhan.
Warga berbelanja kebutuhan pangan dan rumah tangga di salah satu supermarket di Cimahi, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Rachman
Warga berbelanja kebutuhan pangan dan rumah tangga di salah satu supermarket di Cimahi, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 2,97 persen pada kuartal I/2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan perlambatan tersebut terjadi karena wabah virus Corona (Covid-19). Jika dilihat dari sumber pengeluaran, penurunan terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga.

"Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84 persen pada triwulan I/2020, memang melambat cukup dalam dibandingkan triwulan I/2019 yang tumbuh 5,02 persen," katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/5/2020).

Dia mengatakan besarnya porsi konsumsi rumah tangga terhadap total produk domestik bruto (PDB), yaitu di atas 50 persen, pasti menggeret perekonomian secara keseluruhan.

Dari seluruh komponen konsumsi rumah tangga, sektor pengeluaran yang masih mengalami pertumbuhan antara lain komponen perumahan, perlengkapan rumah tangga, dan kesehatan.

Sementara itu, komponen makanan dan minuman serta restoran dan hotel mengalami perlambatan akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

"Komponen pakaian dan alas kaki, jasa perawatan, serta transportasi dan komunikasi mengalami kontraksi cukup dalam," ujarnya.

Bukan itu saja, Suhariyanto mengungkapkan penjualan eceran pada triwulan I/2020 mengalami kontraksi 2,22 persen. Jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan realisasi pada triwulan I/2019 sebesar 8,79 persen.

Jika dilihat secara detail, komponen penjualan eceran yang mengalami kontraksi antara lain, pakaian, bahan bakar, budaya, dan rekreasi.

Untuk jelas menengah, penurunan daya beli bisa dilihat dari turunnya indikator penjualan wholesale mobil penumpang yang terkontraksi 4,51 persen.

"Bahkan penjualan sepeda motor anjlok hingga 17,25 persen. Transportasi mengalami penurunan. Jumlah penumpang baik angkutan rel dan udara terkontraksi cukup besar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper