Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional pada April 2020 sebesar Rp100,32 atau turun 1,73 persen dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan NTP yang cukup dalam terjadi di hampir seluruh subsektor baik tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Adapun, penurunan NTP tanaman pangan mengalami penurunan 1,45 persen disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sementara indeks harga yang dibayar mengalami kenaikan.
“Penurunan indeks harga yang diterima petani lebih disebabkan oleh harga gabah yang turun karena saat ini sedang memasuki panen raya," kata Suhariyanto Senin, (4/5/2020).
Sementara itu, subsektor tanaman perkebunan tercatat mengalami penurunan paling dalam sebesar 2,48 persen. Dia menjelaskan penurunan ini dipicu oleh penurunan harga komoditas perkebunan seperti karet, kelapa, sawit, kopi, dan cengkeh.
"Pola pada semua subsektor kurang lebih sama, karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan akibat harga komoditas yang menurun," lanjutnya.
NTP pada subsektor peternakan pun mengalami penurunan sebesar 1,76 persen, subsektor hortikultura turun 1,18 persen. Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pun secara umum memperlihatkan penurunan pada April dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 1,72 persen dari 102,9 pada Maret menjadi 101,13.