Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank of Japan Janjikan Program Pembelian Obligasi Tanpa Batas

Bank of Japan menghapus batasan pembelian obligasi pemerintah dalam ekspansi stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menekan dampak virus corona terhadap perekonomian.
Bank of Japan/REUTERS
Bank of Japan/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Japan (BOJ) menghapus batasan pembelian obligasi pemerintah dalam ekspansi stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menekan dampak virus corona terhadap perekonomian.

Dalam pernyataannya pada Senin (27/4), Bank sentral Jepang ini juga meningkatkan ruang lingkup pembelian obligasi korporasi dan surat berharga dengan menaikkan plafon menjadi 20 triliun yen.

Sebelumnya, BOJ telah meningkatkan program pembelian obligasi ini sebesar sekitar 80 triliun yen (US$743 miliar) per tahun.

Dengan kebijakan ekstra yang difokuskan pada mendukung banyak perusahaan yang tengah berjuang dengan bantuan pembiayaan, BOJ mempertahankan target suku bunga jangka pendek dan jangka panjangnya. Kembalinya stabilitas relatif di pasar saham dan berkurangnya kekhawatiran atas kemungkinan penguatan tiba-tiba yen telah memberi BOJ ruang untuk tidak mengubah kebijakan suku bunga utamanya.

Stimulus tambahan ini telah diperkirakan 59 persen ekonom yang disurvei Bloomberg. BOJ telah berada di bawah tekanan untuk mengambil tindakan lebih lanjut karena deklarasi keadaan darurat nasional bulan ini menyebabkan lebih banyak penutupan bisnis.

BOJ juga melihat perlunya mengambil tindakan sebelum pertemuan The Fed dan Bank Sentral Eropa akhir pekan ini, agar tidak terlihat ketinggalan langkah dari bank sentral lainnya.

Langkah-langkah tambahan yang diumumkan oleh Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda juga menunjukkan tingkat koordinasi kebijakan fiskal-moneter yang lebih besar. Sebelumnya, Perdana Menteri Shinzo Abe meluncurkan stimulus fiskal senilai lebih dari US$1 triliun bulan ini dan untuk menerbitkan lebih banyak obligasi.

"BOJ harus agresif karena situasi virus di Jepang semakin memburuk," ungkap Yoshimasa Maruyama, kepala ekonom pasar di SMBC Nikko Securities, sebelum keputusan BOJ hari ini.

"BOJ akan terus berjalan dalam rentang yang ketat dengan beberapa alat kebijakan yang tersisa,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Pejabat BOJ masih ingat atas kritik sebelumnya karena gagal bertindak cukup selama krisis keuangan dan menyebabkan yen menguat, yang akhirnya menyebabkan perubahan kepemimpinan yang membawa Kuroda ke pucuk pimpinan pada tahun 2013.

Keputusan hari Senin mengisyaratkan bahwa kekhawatiran BOJ terhadap pandemi telah meningkat dengan cepat. Pembelian obligasi tanpa batas bukanlah pilihan ideal untuk diambil dalam pandangan beberapa pejabat, karena semakin mempersempit pilihan kebijakan bank pada saat meningkatnya ketidakpastian.

Namun, masih dipertanyakan bagaimana keputusan ini akan benar-benar mengubah pembelian obligasi BOJ. Program kontrol kurva imbal hasil saat ini tidak memerlukan lonjakan pembelian selama yield obligasi 10-tahun tetap di sekitar 0 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper