Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah punya ruang untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah tekanan virus corona atau Covid-19.
Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan secara umum dapat dikatakan memiliki ruang untuk dapat menurunkan harga BBM.
Dia menuturkan variabel yang berpengaruh besar terhadap perhitungan harga BBM yakni harga minyak dan kurs Rupiah.
Di Januari-Februari, harga minyak masih dikisaran US$55 per barel dengan kurs sekitar Rp13.500 per dolar Amerika Serikat hingga Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.
Pada periode itu dapat dikatakan relatif tidak ada perubahan signifikan terhadap asumsi Indonesia Crude Price (ICP) maupun kurs yang ditetapkan di APBN.
Lalu di bulan Maret-April, rerata harga minyak di kisaran US$30 per barel dengan kurs kemungkinan dikisaran Rp15.000 per dolar Amerika Serikat hingga Rp15.500 per dolar Amerika Serikat.
Baca Juga
"Ada deviasi cukup besar baik dalam hal asumsi harga minyak maupun kurs rupiah di Maret-April ini. Harga minyaknya jauh lebih rendah daripada asumsi, dengan kurs rupiah juga lebih rendah daripada asumsi," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (24/4/2020).
Dia menilai dengan angka yang ada dan masih terus selalu bergerak, ruang untuk menyesuaikan harga BBM saat ini kemungkinan ada di kisaran Rp1.000 per liter hingga Rp1.500 per liter.
"Persisnya berapa, saya kira biar pemerintah dan Pertamina yang nanti menghitungnya karena perhitungan formal yang digunakan dalam hal ini mesti menggunakan data formal dari pemerintah maupun Petamina sendiri,” ujarnya.
Namun, apabila penurunan harga BBM akan dilakukan, lanjutnya, hal itu merupakan pilihan yang cukup rasional untuk bisa dilakukan saat ini. Terlebih, proyeksi rerata harga minyak di sepanjang tahun 2020 ini kemungkinan juga masih tetap akan rendah yakni di rentang US$30 per barel hingga US$40 per barel.
"Jika harga BBM diturunkan, mungkin akan membantu perekonomian di tengah Covid ini. meskipun karena Covid tersebut dan roda perekonomian belum berputar normal, efeknya tentu juga tak maksimal ya," tuturnya.