Bisnis.com, JAKARTA — Pengembangan kota baru yang digagas pemerintah tampaknya tidak menjadi prioritas untuk saat ini menyusul adanya realokasi anggaran untuk penanganan virus corona jenis baru atau Covid-19.
Wakil Ketua Umum Koordinator bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan bahwa pengembangan empat dari 10 kota baru tidak akan maksimal.
Menurutnya, empat kota baru berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2019—2024 itu adalah Maja, Sofifi, Tanjung Selor, dan Sorong. Pengembangan keempatnya terhambat dan bukan menjadi prioritas yang dipikirkan saat ini.
Meskipun sebelum corona merebak di Tanah Air, progres pengembangan sudah dilakukan salah satunya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bahkan, REI pernah diajak untuk meninjau ke salah satu pengembangan kota baru tersebut.
"Hanya saja, permasalahan sekarang ini kan semua sudah berubah gara-gara corona. Perubahannya adalah ada realokasi anggaran di tingkat APBN dan APBD yang dipangkas," katanya kepada Bisnis, Kamis (23/4/2020).
REI menyangsikan pengembangan empat kota baru tersebut dapat berjalan optimal. Apalagi, Kementerian PUPR selaku kementerian yang mendapatkan anggaran terbesar dari pemerintah harus rela merealokasi dananya guna penanganan corona sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No. 4/2020.
"Jadi, saya rasa tahun ini cuma icip-icip sajalah, tapi ke depannya kita lihat," kata Harie.
Selain itu, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan World Bank juga, menurutnya, meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus 2 persen sehingga tidak ada yang bisa diharapkan dari pembangunan di tengah kondisi saat ini.
Lagi pula, masalah Covid-19 juga dinilai merupakan masalah yang sulit, bahkan melebihi krisis 1998. Perekonomian dunia sedang mengalami ketidakpastian. "Jadi, boleh dibilang enggak ada pembangunan karena kita mengatasi masalah Covid-19 ini dulu."
Namun, dia berharap agar penyebaran virus ini segera dapat diatasi seiring dengan ramalan sejumlah ahli bahwa puncak virus corona tersebut akan terjadi pada pertengahan tahun sehingga memasuki kuartal keempat akan kembali mereda dan kegiatan ekonomi perlahan mulai melakukan penyesuaian lagi.
Sebelumnya, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga mengakui bahwa terjadi hambatan dalam pengembangan kawasan dan kota baru yang dikembangkan pemerintah seiring merebaknya wabah virus corona baru.
"Ya, secara keseluruhan ada beberapa dukungan infrastruktur PUPR yang tertunda," tuturnya kepada Bisnis, Kamis (23/4/2020).