Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Target Investasi Tahun Ini Sulit Tercapai, 2021 Baru Membaik

Target tahun 2020 yang sulit tercapai tersebut didasarkan pada ekspektasi resesi perekonomian global meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih tetap positif.
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan target investasi tahun ini yang sebesar Rp886,1 triliun akan sulit dicapai, seiring dengan dampak Covid-19 yang telah mengganggu aktivitas ekonomi global.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun memprediksi realisasi di kuartal II/2020, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) akan terkontaksi karena aktivitas sejumlah sektor seperti manufaktur, perdagangan dan sebagian besar sektor ekonomi lainnya terganggu Covid-19.

"Target tahun 2020 yang sulit tercapai tersebut didasarkan pada ekspektasi resesi perekonomian global meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih tetap positif," katanya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).

Josua menjelaskan di tengah risiko resesi perekonomian global tersebut, terlalu berisiko bagi investor untuk menanamkan investasinya pada suatu negara meskipun perekonomian negara tersebut tetap tumbuh positif sekalipun.

Bagi investor domestik pun, dalam jangka pendek ini belum akan memikirkan untuk melakukan ekspansi bisnisnya dan fokus untuk bertahan menjaga kelancaran arus kas dan kondisi likuiditas.

Adapun, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal I/2020 sebesar Rp 210,7 triliun atau naik 8,0% secara tahunan.

Kenaikan yang besar dialami dari investasi PMDN yang meningkat 29,3% menjadi Rp112,7 triliun. Sementara PMA tercatat turun 9,2% yoy menjadi Rp98,0 triliun.

Josua mengatakan masih tingginya komitmen investasi pada awal tahun ini didorong oleh ekspektasi perbaikan ekonomi global dan domestik sehingga mendorong optimisme pelaku usaha dan secara khusus investor domestik.

Harapan investor domestik terkait pembahasan RUU Omnibus Law juga turut memberikan kepercayaan dan optimisme bahwa proses perizinan berinvestasi di Indonesia akan semakin cepat dan mudah.

Selain itu, insentif fiskal pemerintah juga turut memberikan dorongan positif bagi investasi sejak akhir tahun hingga sebelum pandemi COVID-19 secara global.

Meski demikian, aktivitas ekonomi yang terganggu akibat Covid-19, serta ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat juga turut mendorong volatilitas nilai tukar sehingga diperkirakan akan turut mempengaruhi keputusan investor asing.

Selain itu, respon kebijakan pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar pada sebagian besar daerah di Indonesia juga berpotensi akan mengganggu aktivitas perizinan dan aktivitas proyek-proyek pembangunan pabrik-pabrik dan infrastruktur terkait industri.

"Dengan demikian, investor cenderung akan menunda keputusannya untuk berinvestasi sampai dengan pandemi COVID-19 berakhir secara global dan domestik, realisasi investasi PMDN dan PMA akan mulai membaik paling cepat akhir kuartal II/2020 atau awal kuartal IV/2020," jelasnya.

Kedepannya, Josua menyampaikan, seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia pasca Covid-19, maka realisasi investasi keseluruhan diperkirakan akan semakin membaik pada 2 tahun mendatang.

Prediksi ini mengingat RUU Omnibus Law yang juga akan mendorong optimisme bahwa proses perizinan akan semakin cepat dan mudah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper