Bisnis.com, JAKARTA – Pemangkasan produksi dinilai bisa menstabilkan harga liquefied natural gas (LNG) guna menyiasati kondisi pelemahan harga dan kelebihan pasokan saat ini.
Pengamat sektor hulu migas Tumbur Parlindungan mengatakan bahwa upaya untuk memberikan diskon agar pembeli bisa menyerap LNG di atas take or pay (TOP) tidak akan berjalan efektif.
Pasalnya, pandemi Covid-19 yang melanda saat ini membuat sejumlah aktivitas industri, transportasi, dan pariwisata berhenti, sehingga permintaan gas diproyeksikan bakal tetap melemah.
Menurut dia, pemangkasan produksi dinilai bisa lebih efektif untuk dilakukan saat ini jika dibandingkan dengan tetap menjual LNG tersebut dengan harga yang murah.
“Hampir semua melakukan pemotongan produksi untuk mengurangi supply minyak and LNG di market sampai nanti terjadi keseimbangan antara demand and supply,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).
Senada, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi opsi yang paling tepat untuk kondisi saat ini adalah pemangkasan produksi, karena selain untuk mengatasi over supply LNG, hal tersebut dapat menjaga harga tetap stabil di pasaran.
Baca Juga
Sementara itu, untuk penjualan LNG dengan harga spot, Fahmy menilai hal tersebut akan sulit dilakukan mengingat permintaan yang masih sangat lemah.
“Agak sulit, pembeli menggunakan pembelian di spot market hanya untuk memenuhi kekurangan kebutuhannya. Dalam kondisi melemahnya permintaan, sepertinya mustahil melakukan pembelian di spot dg harga rendah sekali pun,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).
Sementara itu, Direktur Executive Energi Watch Mamit Setiawan menilai penjualan LNG dengan harga spot bisa menjadi solusi di tengah banjirnya pasokan saat ini. Menurut dia, dengan harga spot, memang relatif tidak mengungtungkan karena lebih murah.
Namun, upaya tersebut bisa ditempuh agar stok LNG yang ada bisa terjual dan mengurangi jumlah stok yang.
“Tapi memang lagi-lagi di tengah kondisi seperti ini belum tentu juga akan laku di pasar spot karena melemahnya demand,” ujarnya kepada Bisnis, (20/4/2020).