Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah proyek strategis di hulu minyak dan gas bumi terancam molor pengerjaannya karena terdampak oleh penyebaran virus corona atau Covid-19.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan pelaksaan proyek di sektor hulu bakal agak terganggu penyelesaiannya saat ini.
Hambatan tersebut, kata Dwi, bukan disebabkan oleh pelemahan harga minyak dunia, tapi lebih disebabkan karena penyebaran Covid-19 di dalam negeri.
“Pelaksanaan proyek agak terganggu progresnya karena pengaturan tenaga kerja dalam upaya pencegahan Covid-19,” katanya Senin (30/3/2020).
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno masih meninjau beberapa proyek strategis yang berpotensi molor karena wabah Covid-19.
Dia menjelaskan, pada saat ini pengerjaan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro, Jawa Timur sedang ditinjau oleh SKK Migas.
“Ada potensi terganggu tapi masih kami review dan evaluasi terus, apalagi kemarin Bupati Bojonegoro mengeluarkan surat larangan pekerja dari luar Bojonegoro masuk ke lapangan, bisa kacau balau. Sedang kami klarifikasi dan diskusikan,” katanya kepada Bisnis, Senin (30/3/2020).
Selain itu, proyek lainnya yang berpotensi untuk mundur adalah proyek Tangguh Train 3. Penundaan tersebut dikarenakan keterbatasan jumlah pekerja yang bisa diturunkan ke lapangan.
Sementara itu, untuk proyek Blok Masela, Julius menyatakan hingga saat ini penyebaran virus corona masih belum memberikan dampak.
Masih pekerjaan survey yang alatnya sudah terpasang beberapa waktu yang lalu dan juga masih proses prakualifikasi untuk pekerjaan FEED, masih amanlah kira-kira,” ungkapnya.
Mochamad N. Kurniawan, Corporate Communication Manager INPEX Masela, Ltd mengatakan pihaknya telah mengkomunisasikan dan melaporkan kepada SKK Migas bahwa hingga saat ini dampak dari Covid-19 dan harga minyak yang turun terhadap kegiatan dalam tahap persiapan front end engineering design (FEED) atau Desain Detil Proyek LNG Abadi masih dapat diantisipasi.
Terkait dengan wabah Covid-19, pihaknya tetap waspada penuh memonitor penyebaran virus tersebut.
“Secara bersamaan, kami juga melakukan langkah-langkah penyesuaian yang diperlukan agar kegiatan persiapan hingga pekerjaan inti FEED tetap berjalan sebagaimana mestinya,” katanya, Senin (30/3/2020).
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Jamsaton Nababan memastikan Proyek JTB bakal berjalan tepat waktu dan tidak terkendala oleh isu virus corona.
Pasalnya, seluruh pekerja proyek proyek yang digarap bersama dengan PT Rekayasa Industri tersebut berasal dari dalam negeri.
Selain itu, untuk memitigasi isu tersebut, salah satunya terhadap material proyek, pihaknya telah berkordinasi dengan para vendor agar pengiriman barang dan material bisa terjaga.
"Kami juga mengambil langkah strategis dengan memindahkan fabrikasi ke Indonesia atas seizin lisensor, sehingga isu akan terjadi keterlambatan material bisa kami selesaikan," jelasnya.