Bisnis.com, JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA), salah satu perusahaan otobus (PO), mengungkapkan bisnis angkutan darat sangat terjepit menghadapi tantangan virus corona yang menyebabkan mobilisasi masyarakat ditekan seminimal mungkin.
Direktur LRNA Eka Sari Lorena Soerbakti mengatakan pengusaha angkutan darat sudah sangat berat menghadapi dampak pandemi virus corona ini. Perusahaan telah melakukan operasi jarak pendek untuk menghadapi virus Covid-19 ini.
"Kami hanya melayani jarak pendek, turun beroperasi hampir 80 persen. [Kondisi ini] berat, bahkan bisa jadi hanya 1 bulan lagi kuatnya," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (20/4/2020).
Sementara itu, Managing Director LRNA Dwi Rianta Soerbakti menyebut insentif dari pemerintah sejauh ini belum terasa. Walaupun, pihaknya sudah menyuarakan beberapa permintaan kepada Kemenhub dan Kemenkeu melalui Organda ataupun secara langsung.
"Walau kondisi berat, kami yakin Lorena akan mampu bertahan. Namun, perusahaan-perusahaan angkutan darat lainnya, bisa jadi berbeda," jelasnya.
Menurutnya, ketahanan masing-masing PO dan perusahaan angkutan darat lainnya sangat bergantung dari strategi masing-masing dalam menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi yang ada serta sangat bergantung besaran kewajiban masing-masing perusahaan terutama dari sisi leasing.
Baca Juga
Adapun, lanjutnya, sejumlah insetif sudah dimintakan kepada pemerintah agar meringankan beban para pengusaha otobus ini. Permintaan tersebut di antaranya, bantuan langsung tunai (BLT) untuk pengemudi, kernet, dan karyawan.
Selain itu, pengusaha bus juga meminta keringanan pajak dipertegas dan diutamakan pada PPh Badan, PPN suku cadang, dan PPh karyawan.
"Skema subsidi BBM untuk plat kuning, karena biaya langsung terbesar adalah BBM. Kalau Ojol diberikan kick back, kenapa kami tidak? Selanjutnya, kami minta keringanan biaya perpanjangan KIU, KPS, dan KIR," paparnya.