Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri hulu minyak dan gas bumi menilai revisi target produksi minyak mentah dan gas bumi tahun ini mau tidak mau harus terpangkas mengingat makin beratnya kondisi industri tersebut.
Marjolijn Wajong, Direktur Eksekutif Indonesia Petroleum Association (IPA) mengatakan bahwa kondisi pelemahan harga minyak dan penyebaran virus Covid-19 mau tidak mau akan mempengaruhi lifting dalam negeri.
Menurut dia, target baru yang ditetapakan SKK Migas tentunya sudah melalui diskusi dengan para kontraktor migas dalam negeri, terutama dengan kontraktor yang memiliki jumlah produksi tinggi.
“Sehingga kemungkinan sudah angka yang disepakati bersama,” katanya kepada Bisnis, Minggu (19/4/2020).
Adapun, aturan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merevisi target lifting minyak dan gas bumi untuk tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, mengatakan pihaknya telah menurunkan outlook lifting minyak tahun ini menjadi 725.000 barel per hari dari semula 755.000 bph, sedangkan untuk lifting gas menjadi 5727 mmscfd dari target semula 5959 mmscfd.
Baca Juga
“Kita semua sekarang tahu tidak terlepas dan termasuk industri migas kita menghadapi harga minyak rendah, juga diperparah turunya konsumsi minyak akibat Covid-19 dan diikuti oleh fluktuasi kurs valuta asing,” jelasnya.