Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Ventilator Lokal, Kepala BPPT : Tidak Ada Masalah Hak Paten

Konsorsium Covid-19 tengah berupaya memproduksi ventilator dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan selama pandemi Covid-19.
Produksi ventilator. Alat bantu pernafasan menjadi salah satu yang menjadi buruan di tengah pandemi Covid-19. /Reuters
Produksi ventilator. Alat bantu pernafasan menjadi salah satu yang menjadi buruan di tengah pandemi Covid-19. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Konsorsium Covid-19 tengah berupaya memproduksi ventilator dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan selama pandemi Covid-19. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengklaim proses pengerjaan ventilator dalam negeri dalam kemajuan yang baik.

“Perkembangannya bagus, tanggal 25 April nanti kami luncurkan produk lokal dengan tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN) hampir 100 persen,” kata Hammam melalui pesan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, pada Rabu (15/4/2020).

Ihwal kendala produksi, ia menutukan, pihaknya tidak mengalami kesulitan signifikan. Sebelumnya, sumber Bisnis di Istana menyebutkan produksi ventilator dalam negeri terhambat karena persoalan hak paten.

Kendati demikian, ia menampik adanya kendala hak paten tersebut. “Tidak ada kendala produksi terkait dengan hak paten, desainnya berbasis open source,”ujarnya.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan saat ini kebutuhan alat kesehatan terkait dengan penanganan Covid-19 tengah menjadi rebutan banyak negara.

Test kit dan ventilator hari-hari ini tengah diincar oleh banyak negara. Dengan demikian, ketersediaan uang di satu negara tidak cukup memenuhi alat kesehatan tersebut,” kata Bambang saat memberi pemaparan dalam virtual launching Program Skema Kolaborasi Riset-Inovasi Diaspora Indonesia melalui konferensi video, Kamis (9/4/2020).

Menristek menggarisbawahi kemandirian alat kesehatan mulai menjadi kebutuhan setiap negara berkaitan dengan upaya penanganan Covid-19. Dengan demikian, menurutnya, langkah itu dapat dimulai melalui komunitas riset dan teknologi yang berada di dalam negeri dan luar negeri.

“Kami menyadari Covid-19 itu bukan lagi agenda lokal, melainkan global. Ketika kita bicara agenda lokal, tidak mungkin diselesaikan oleh satu negara, harus melibatkan warga internasional, kita ingin diaspora ikut berkontribusi,” ujarnya.

Pihaknya, kata Bambang, mendorong proses penghiliran hasil riset menjadi inovasi tepat guna sebagai daya saing bangsa dalam menyediakan alat kesehatan Covid-19.

“Industri di Indonesia belum biasa untuk membuat ventilator, kami mengajak diaspora untuk benar-benar berkontribusi di dalam pembuatan alat kesehatan itu,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper