Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memastikan peluncurkan produk lokal ventilator pada 25 April mendatang. Dua perusahaan, yakni BUMN dan swasta, siap memproduksi alat bantu pernafasan itu sebanyak 300 unit per pekan atau 1.200 unit per bulan.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan pihaknya bakal meluncurkan ventilator produk lokal pada 25 April mendatang.
“Kami akan luncurkan nanti produk lokal dengan tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN) hampir 100 persen,” kata Hammam melalui pesan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Dia membeberkan produksi ventilator dalam negeri yang diinisiasi oleh BPPT bersama dua perusahaan, yakni dari BUMN dan swasta dapat menghasilkan 300 ventilator selama sepekan. Dengan demikian, dalam sebulan BPPT dapat membuat 1.200 ventilator untuk memenuhi ketersediaan dalam negeri dalam masa pandemi Covid-19.
Sebelumnya, sumber Bisnis di Istana menyebutkan ketersediaan ventilator untuk penanganan Covid-19 sebanyak 8.000 unit. Padahal, ketersediaan ventilator dalam negeri menjadi upaya strategis untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan saat ini alat kesehatan untuk penanganan Covid-19 menjadi rebutan banyak negara.
Baca Juga
“Test kit dan ventilator hari-hari ini tengah diincar oleh banyak negara. Dengan demikian, ketersediaan uang di satu negara tidak cukup memenuhi alat kesehatan tersebut,” kata Bambang saat memberi pemaparan dalam virtual launching Program Skema Kolaborasi Riset-Inovasi Diaspora Indonesia melalui konferensi video, Kamis (9/4/2020).
Menristek menggarisbawahi kemandirian alat kesehatan mulai menjadi kebutuhan setiap negara berkaitan dengan upaya penanganan Covid-19. Dengan demikian, menurutnya, langkah itu dapat dimulai melalui komunitas riset dan teknologi yang berada di dalam negeri dan luar negeri.
“Kita menyadari Covid-19 itu bukan lagi agenda lokal, melainkan global. Ketika kita bicara agenda lokal, tidak mungkin diselesaikan oleh satu negara, harus melibatkan warga internasional, kita ingin diaspora ikut berkontribusi,” ujarnya.
Pihaknya, kata Bambang, mendorong proses penghiliran hasil riset menjadi inovasi tepat guna sebagai daya saing bangsa dalam menyediakan alat kesehatan Covid-19.
“Industri di Indonesia belum biasa untuk membuat ventilator, kami mengajak diaspora untuk benar-benar berkontribusi di dalam pembuatan alat kesehatan itu,” katanya.