Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia (World Bank) memprediksi produk domestik bruto (PDB) di wilayah Amerika Latin dan Karibia, tidak termasuk Venezuela, akan menyusut 4,6 persen pada tahun 2020.
Penurunan permintaan yang dramatis dari China dan negara-negara G7 akibat pandemi virus Corona (Covid-19) memengaruhi para eksportir komoditas di Amerika Selatan serta pengekspor barang-barang dan jasa-jasa manufaktur di Amerika Tengah dan Karibia. Runtuhnya pariwisata juga sangat berdampak pada sejumlah negara di Karibia.
“Penurunan ekonomi yang tajam mendesak beberapa respons kebijakan untuk mendukung mereka yang paling rentan, mencegah krisis keuangan, dan melindungi pekerjaan,” tulis Bank Dunia dalam sebuah laporan 'The Economy in the Time of the Covid-19', yang dipublikasikan pada Minggu (12/4/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
Jika pemerintah negara-negara berhasil mempertahankan pekerjaan, wilayah tersebut akan melanjutkan pertumbuhan dengan cepat dan PDB akan meningkat 2,6 persen pada tahun 2021.
“Brasil, ekonomi terbesar di kawasan itu, akan lebih terpengaruh. Negara ini siap untuk mencatat penyusutan sebesar 5 persen pada tahun 2020 dan hanya tumbuh 1,5 persen pada tahun 2021,” ungkap Bank Dunia.
Demi membantu yang paling rentan, pemerintah negara-negara kawasan tersebut harus meningkatkan program perlindungan sosial dan bantuan yang ada serta memperluas cakupan mereka, dengan menanggung banyak kerugian.
Baca Juga
Meski langkah-langkah itu bisa dilakukan dengan mengorbankan penghematan fiskal, pemerintah-pemerintah perlu mengambil tindakan untuk melindungi sebagian besar populasi yang memiliki pekerjaan informal.
Jika diperlukan, pemerintah-pemerintah juga perlu menyuntikkan likuiditas ke lembaga-lembaga keuangan dan pengusaha-pengusaha strategis dalam pertukaran untuk kepemilikan saham.
Awal bulan ini, Bank Dunia sendiri telah menawarkan dukungan finansial sebesar US$160 miliar bagi negara-negara untuk mengatasi krisis virus corona selama 15 bulan ke depan.
Tahap pertama bantuan berupa pendanaan krisis jalur cepat dengan anggaran US$1,9 miliar untuk sejumlah proyek di 25 negara. Kemudian paket itu dilanjutkan dengan 40 negara lain, seperti dikutip dari Aljazeera.
Bank Dunia juga merencanakan pengalihan dana sebesar US$1,7 miliar dari pendanaan yang telah ada sebelumnya, termasuk dari semacam dana darurat jalur kredit.