Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Alkes Ingatkan Produksi Masal APD Tak Boleh Asal

Produksi masal alat pelindung diri dinilai tidak boleh dilakukan secara serampangan. Pasalnya, hal itu akan berdampak negatif kepada para tenaga medis yang menggunakannya.
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool

Bisnis.com, JAKARTA — Industri alat kesehatan (alkes) mengingatkan dalam menghadapi perang melawan covid-19 saat ini, para pejuang garda depan yakni tenaga kesehatan tidak boleh diberikan senjata yang tidak berkualitas.

Sekretaris Jenderal Gabungan Alat Kesehatan Indonesia (Gakeslab) Randy H. Teguh mengumpakan jika dalam perang dibutuhkan bambu runcing tentu tidak boleh dibuatkan bambu runcing yang tumpul.

Untuk itu, setiap produksi APD yang bukan dilakukan bukan oleh perusahaan alkes harus tetap mempertahankan mutu dan kualitas. 

"Setiap industri yang ingin turut menyelesaikan masalah tidak boleh membuat masalah baru. Percepataan penanganan covid-19 ini harus dengan resiko minimal dan hasil yang maksimal," katanya dalam pertemuan virtual, Rabu (8/4/2020).

Sementara itu,  untuk rencana pembelian ventilator bekas, Randy juga mengatakan agar diberikan pengawasan yang baik. Pasalnya, tentu Indonesia juga tidak mau seperti Belanda yang mengembalikan masker ke China karena dianggap tidak layak.

Dia pun menyayangkan industri alkes yang memiliki jaringan tidak difasilitasi kemudahan, sedangkan kemudahan diberikan pada seluruh industri untuk melakukan impor alkes demi memenuhi kapasitas. 

Adapun Randy memaparkan persoalan industri saat ini yakni terkendala jalur pengadaan dan arus kas akibat nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang dalam kurun sebulan ini sudah melemah 20 persen.

"Untuk itu kami harap dana turunan BPJS semoga bisa dialihkan pada pihak ketiga terutama pengusaha alkes karena obat saja bisa digunakan jika layanan medis tidak memiliki alkes yang jelas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper