Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya mencatat konsumsi listrik rumah tangga di wilayah DKI Jakarta memgalami kenaikan sebesar 0,49% selama kebijakan bekerja dari rumah atau work from home sepanjang Maret 2020.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan terjadi kenaikan konsumsi listrik untuk sektor rumah tangga sebesar 10,8 juta kilo watt hour (kWh) atau setara dengan 0,49%.
"Yang untuk rumah tangga memang terjadi kenaikan konsumsi listrik," ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).
Sementara itu, pemakaian listrik untuk sektor bisnis di bulan Maret tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu berkurang 2,8 juta kWh atau sebesar -0,1 persen.
"Untuk konsumsi listrik industri berkurang 54,8 juta kWH atau -5% selama kebijakan WFH di bulan Maret," kata Ikhsan.
Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini menuturkan terjadi penurunan konsumsi listrik dari industri, mall, perhotelan karena akibat pandemi virus corona (COVID-19). Penurunan ini terjadi karena sektor usaha tersebut tengah mengalami penurunan aktivitas usaha karena ada kebijakan untuk berkegiatan di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Lain halnya dengan konsumsi listrik rumah tangga yang meningkat selama kebijakan WFH.
Namun demikian, pihaknya belum dapat mengeluarkan angka pasti seberapa berapa kenaikan konsumsi listrik rumah tangga dan penurunan konsumsi untuk sektor industri dan bisnis.
"Saat ini kami sedang mengumpulkan angka-angka pastinya," ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan konsumsi listrik rumah tangga selama kebijakan work from home di tengah pandemi COVID-19 ini akan meningkat sebesar 1% hingga 3%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM Rida Mulyana mengatakan saat ini konsumsi listrik untuk rumah tangga mengalami lonjakan pemakaian, sedangkan untuk konsumsi listrik untuk sektor bisnis dan komersial mengalami penurunan konsumsi.
"Saat ini konsumsi listrik untuk rumah tangga mengalami kenaikan 1% hingga 3%, ini sangat logis karena banyak yang dirumah. Jntuk industri dan komersial seperti hotel, pusat perbelanjaan menurun konsumsinya karena ada beberapa yang tutup karena enggak ada pengunjung. Data yang saya siapkan untuk R-3/TR 6.600 VA keatas sudah ada peningkatan sekitar 3 persen untuk disjaya," tuturnya.
Saat ini, pihaknya tengah memantau penurunan konsumsi listrik untuk industri dan komersial agar tak terlalu berdampak besar pada kondisi listrik PLN.
"Kami sedang pantau, karena kami enggak tahu perkembangan ke seperti apa. Kami berusaha untuk mengantisipasi agar dampaknya tak terlalu besar kepada PLN kalau ada penurunan penggunaan listrik. Pasti turun, hotel turun, mall, industri juga turun penggunaan listriknya," kata Rida.