Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pupuk Indonesia Raup Pendapatan Rp71,25 Triliun pada 2019

Sepanjang 2019, perseroanberhasil memproduksi produk pupuk sebesar 11.838.451 ton, atau setara dengan 101,84 persen dari rencana semula, yakni hanya 11.625.000 ton.
Pabrik Pupuk Indonesia./Dok. Istimewa-PT Pupuk Indonesia (Persero)
Pabrik Pupuk Indonesia./Dok. Istimewa-PT Pupuk Indonesia (Persero)

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatatkan pendapatan sebesar Rp71,25 triliun sepanjang 2019 atau meningkat hingga Rp1,8 triliun dibandingkan dengan realisasi pada 2018.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengaku bersyukur atas keberhasilannya dalam mempertahankan kinerja positif di sepanjang 2019. Adapun, kinerja perusahaan tahun lalu relatif baik dibandingkan rencana yang telah ditetapkan.

"Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp71,25 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi 2018 yang mencapai Rp69,44 triliun," kata Aas dalam siaran pers, Jumat (3/4/2020).

Dia menjelaskan sepanjang 2019 berhasil memproduksi produk pupuk sebesar 11.838.451 ton, atau setara dengan 101,84 persen dari rencana semula, yakni hanya 11.625.000 ton. Hal itu disebabkan pabrik dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi.

Pihaknya menuturkan perusahaan juga berhasil memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton yang mencapai 101,29 persen dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, serta asam sulfat dan asam fosfat masing-masing sebesar 849.510 ton dan 270.333 ton atau 99,94 persen dan 108,13 persen dari rencana.

“Kinerja produksi tahun lalu relatif lebih baik dari 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 446.329 ton atau 2,42 persen. Peningkatan volume produksi salah satunya disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II yang mulai komersil sejak Agustus 2018,” ujarnya.

Aas menjelaskan dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, perseroan mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 mmbtu/ton lebih efisien dari rencana 28,28 mmbtu/ton. Adapun, rasio konsumsi gas untuk amoniak sebesar 35,92 mmbtu/ton yang juga lebih efisien dari rencana sebesar 36,05 mmbtu/ton.

Efisiensi ini, lanjutnya, penting dalam mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Grup. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper