Bisnis.com, JAKARTA – Importir bawang putih yang tergabung dalam Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) mengatakan, sebagian impor bawang putih telah masuk ke Indonesia sejak akhir Maret. Namun, hal itu belum mampu membuat harga bawang putih kembali normal.
Valentino, Ketua II Pusbarindo mengatakan dari 25.800 ton bawang putih yang diimpor melalui surat persetujuan impor yang diterbitkan pada 27 Februari 2020 oleh Kemendag, 13.000 ton di antaranya telah tiba di Indonesia pada 26 Maret 2020. Namun demikian, bawang putih yang telah tiba tersebut belum dapat dikirim seluruhnya ke pasar.
“13.000 ton bawang putih itu masih ada yang berada di pintu karantina dan di pelabuhan. Belum semua masuk ke pasar. Saat ini kan baru arus mudik dadakan karena wabah corona ya, mungkin otoritas kepelabuhan masih prioritaskan arus pergerakan manusia,” katanya, Kamis (2/4/2020).
Hal itu membuat distribusi bawang putih yang sudah tiba di pelabuhan belum bisa secara optimal masuk ke pasar. Dia mengatakan, biasanya distribusi bawang putih dari pintu karantina hingga mencapai ke pasar di Pulau Jawa dan pulau-pulau lain, maksimal memakan waktu hingga dua pekan.
Untuk itu dia meminta pemerintah terutama otoritas kepelabuhan mulai mengutamakan distribusi bahan pangan pokok atau bawang putih, guna mengamankan pasokan di pasar dalam negeri.
Adapun, berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga bawang putih pada Kamis (2/4/2020) tercatat berada pada level Rp44.750/kg atau turun tipis dari hari sebelumnya yang mencapai Rp45.200/kg.
Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan relaksasi impor bawang putih sejak 19 Maret 2020 lalu, tanpa perlu menggunakan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dan surat persetujuan impor (SPI) hingga 31 Mei 2020.
Pemerintah pun menargetkan harga bawang putih dapat kembali stabil pada level Rp20.000-Rp30.000/kg, terutama untuk persiapan menyambut Ramadan 2020.