Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengakui bahwa progres proyek perumahan mengalami keterlambatan karena terdampak virus corona jenis baru atau Covid-19.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan bahwa salah satu progres yang terhambat adalah proyek rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
"Sebagian proyek rusunawa sudah ada yang kontrak dan sebagian lagi masih dalam proses lelang, ada perlambatan progres karena dampak corona," katanya kepada Bisnis, Rabu (1/4/2020).
Hanya saja, dia belum dapat memerinci berapa tiap-tiap kontrak dan proses lelang yang terhambat akibat corona. Demikian juga dengan anggaran keseluruhan proyek perumahan yang sebelumnya akan dialihkan untuk penanganan corona.
Meskipun demikian, Khalawi mengaku bahwa pihaknya sudah mengantisipasi keterlambatan progres proyek rusunawa tersebut salah satunya dengan mengubah skema kontrak.
Keterlambatan ini bukan berarti proyek tersebut dihentikan, melainkan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
"Semoga [wabah corona] tidak berkepanjangan. Kami antisipasi dengan mengubah [menjadi] multiyears sehingga jika tidak selesai tahun ini bisa dilanjutkan tahun depan tanpa harus lelang lagi, menghemat waktu," tuturnya.
Sementara itu, untuk program lain, dampaknya tak terlalu signifikan dan masih akan terus berjalan sesuai rencana di tengah wabah corona. Salah satunya adalah Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah.
"BSPS masih bisa berjalan karena bersifat padat karya dari penerima bantuan sehingga bisa mengatur pekerjaan dengan tetap sesuai SOP pencegahan corona," katanya.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, program pembangunan infrastruktur bidang perumahan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan terdiri atas empat program.
Keempat program tersebut adalah pembangunan 50.000 unit rumah susun, 25.000 rumah khusus, 1,50 juta unit rumah swadaya dan 500.000 bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) perumahan.
Untuk tahun ini, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan rumah susun dengan jumlah unit satuan rusun 5.224 unit, rumah swadaya berupa pembangunan baru 20.000 unit dan peningkatan kualitas 156.000 unit, rumah khusus 2.000 unit serta bantuan PSU. Dana pembangunan perumahan tersebut dengan pagu anggaran Rp8,48 triliun.