Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri air minum dalam kemasan atau AMDK memastikan belum mengubah proyeksi pertumbuhan kinerja sebesar 9 persen – 10 persen untuk tahun ini meskipun industri tertekan pada awal tahun.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan yang menjadi perhatian utama untuk pelaku industri adalah menjaga arus produksi dan distribusi tetap berjalan secara maksimal.
Imbauan untuk melakukan kerja dari rumah atau work from home (WFH), tidak memengaruhi kinerja pabrikan. Menurutnya, operasional pabrik dipastikan masih berjalan kendati dengan berbagai protokol kesehatan mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Jadi kami saat ini lebih memastikan semua masih berjalan apalagi AMDK merupakan kebutuhan banyak masyarakat dan tentu berbagai layanan kesehatan juga semakin membutuhkan produk tersebut," katanya kepada Bisnis, Minggu (29/3/2020).
Menurut Rachmat, adanya proyeksi awal Ramadan dan Lebaran meningkatkan utilisasi hingga 20 persen masih sulit diperkirakan realisasinya. Pasalnya, kegiatan mudik tahunan kini diimbau untuk tidak dilakukan.
Alhasil, pola konsumsi masyarakat akan berubah dari Ramadan dan Lebaran dibandingkan denga tahun sebelumnya. Untuk itu, usai periode Lebaran pelaku industri baru dapat meninjau kembali proyeksi kinerga yang telah dikeluarkan.
"Kondisi sekarang cukup berat tetapi secara bahan baku kami pastikan akan aman hingga Semester I/2020. Namun, pemerintah semestinya sudah mengeluarkan kuota impor kembali pada April ini guna menjamin ketersediaan bahan baku industri," ujarnya.
Pihaknya berharap dalam kondisi yang sulit bagi seluruh pihak, tetap ada upaya menjaga berjalannya industri. Baginya kelancaran bahan baku, bahan kemasan, bahan penolong, operasi hingga distribusi harus mendapatkan jaminan kepastian.