Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah kebijakan diberlakukan oleh pelaku usaha ritel sebagai respons terhadap seruan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan pembatasan sosial dalam rangka menekan penyebaran wabah virus corona.
Langkah-langkah yang diambil pun dipastikan tak berimbas pada layanan bagi konsumen yang memerlukan produk-produk esensial di tengah kebijakan social distancing.
Demi menjamin kenyamanan dan kemanan konsumen yang berbelanja dan karyawan yang bekerja, Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour Satria Hamid mengemukakan bahwa pihaknya secara periodik melakukan pembersihan di area toko.
"Kami secara periodik melakukan pembersihan di area toko baik sebelum toko buka maupun saat layanan berlangsung," kata Satria kepada Bisnis, Senin (23/3/2020).
Selain itu, dia pun menjelaskan terdapat pula pemberlakuan protokol-protokol keamanan. Protok tersebut mencakup penerapan jarak antrean dan kewajiban bagi penjaga kasir untuk mengenakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan.
"Fokus kami saat ini beroperasi sesuai dengan protokol yang telah disampaikan oleh Kementerian Perdagangan, termasuk imbauan dari asosiasi. Kami juga terus berkomitmen untuk terus buka sebagai upaya untuk menjamin pasokan kebutuhan di tengah pandemi," kata Satria.
Baca Juga
Hal serupa dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang menaungi merek Alfamart. Corporate Affairs Director Sumber Alfaria Trijaya Solihin mengatakan, bahwa perusahaannya telah menerapkan protokol keamanan saat bertransaksi.
“Kami lengkapi karyawan front line kami dengan masker dan sarung tangan untuk meminimalisasi potensi penularan. Sebab mereka ini garda terdepan layanan kami ke konsumen. Kami akan tetap membuka gerai kami, untuk mencukupi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, menurutnya, Sumber Alfaria Trijaya juga telah memberlakukan kebijakan work from home (WFH) terhadap pekerja yang tidak berkaitan langsung dengan layanan ke konsumen.
Seperti diketahuik ritel yang menjual kebutuhan pokok dan produk-produk kesehatan menjadi segelintir lini bisnsi yang tetap bergerak di tengah tekanan penurunan kunjungan akibat imbauan pembatasan sosial.
Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengemukakan bahwa tenant yang beroperasi di pusat-pusat perbelanjaan mencatat adanya penurunan kunjungan secara drastis.
Dia pun mengusulkan agar ritel-ritel yang menjual produk esensial seperti makanan dan obat-obatan tetap beroperasi, sementara pada segmen lainnya seperti elektronik dan perhiasan melakukan efisiensi operasional seperti pengurangan jam buka.