Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tradisional Alami Kenaikan Volume Belanja Masyarakat

Peningkatan permintaan setidaknya terjadi pada beras dan telur dengan kenaikan rata-rata sebesar 20 persen dibandingkan penjualan pada periode normal.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Tren lonjakan pembelian kebutuhan pokok pascamewabahnya virus corona di Indonesia tidak hanya terjadi di ritel moder, melainkan juga terjadi di pasar tradisional.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengemukakan peningkatan permintaan setidaknya terjadi pada beras dan telur dengan kenaikan rata-rata sebesar 20 persen dibandingkan penjualan pada periode normal.

"Ada kenaikan permintaan tapi tidak sebesar ekspektasi publik. Masih dalam tahap wajar," kata Abdullah ketika dihubungi Bisnis, Senin (16/3/2020).

Dia pun mengimbau agar masyarakat tak panik dan tetap waspada. Transaksi di pasar pun diharapkan dapat diminimalisasi dan dilakukan hanya ketika ada kebutuhan.

"Jangan terlalu sering belanja, dijadwalkan, dan jangan melakukan penimbunan di pasar," kata dia.

Kendati demikian, dia mengharapkan pemerintah memberi jaminan peningkatan pasokan untuk mencegah adanya kepanikan di masyarakat. Protokol kesehatan dan keamanan di pasar tradisional pun diharapkan dapat disiapkan demi mencegah transmisi di pasar tradisional.

"Pembatasan memang perlu tapi akan sangat sulit diterapkan di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat terakhir yang menjadi sasaran pembatasan aktivitas karena bagaimana pun di sini tempat bertemunya pedagang dan pembeli serta banyak komoditas yang diperdagangkan," lanjut Abdullah.

Adapun, Bisnis telah meminta keterangan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri berkaitan dengan upaya untuk menangkal dampak dari aksi panic buying di kalangan konsumen.

Namun sampai berita ini ditulis, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto belum membeli respons dan hanya mengemukakan bahwa jajaran Kementerian Perdagangan tengah membahas upaya penanggulangan hal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper