Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Tambah Kepanikan, Penutupan Pusat Belanja Tak Urgen

Penutupan pusat belanja tak perlu direalisasikan sebab dikhawatirkan justru menghambat ekonomi dan memicu panic buying.
Suasana pusat perbelanjaan Mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan./Antara
Suasana pusat perbelanjaan Mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Para pelaku usaha properti menilai penutupan pusat belanja tak perlu dilakukan guna mencegah timbulnya kepanikan di tengah masyarakat di tengah meluasnya penyebaran virus corona (COVID - 19).

Apalagi, saat ini pemerintah mulai meminta menutup tempat wisata dan sekolah sebagai langkah antisipasi penyebaran wabah tersebut.

Vice President PT Metropolitan Kentjana Jeffri Tanudjaja mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada imbauan dari pemerintah untuk menutup pusat belanja.

"Jadi belum ada mal yang diminta tutup sejauh ini," kata Jeffri kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020).

Terkait pengerjaan sejumlah proyek konstruksi pusat belanja, Jeffri mengatakan imbauan kerja dari rumah tidak diterapkan pada pekerja konstruksi. Saat ini, ungkapnya, pengerjaan pembangunan masih berjalan seperti biasa.

"Pembangunan seperti PIM [Pondok Indah Mall] 3 masih berjalan seperti biasa. Tapi nanti kalau ada aturan pemerintah terkait industri properti, kami pasti akan patuhi," ujarnya.

Senada, Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus mengatakan memang pusat belanja tak perlu sampai ditutup. Langkah itu dikhawatirkan justru menghambat ekonomi dan memicu panic buying.

"Sebaiknya tidak usah lockdown. Karena pusat belanja itu kan diisi oleh perusahaan manufaktur. Kalau ditutup nanti menimbulkan kepanikan, orang cari [mal] yang buka dan melakukan panic buying," jelasnya.

Untuk melakukan pencegahan, kata Alvin, masyarakat hanya perlu menjalankan protokol kebersihan dan pencegahan penyebaran virus corona yang sudah diatur. Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan itu menjadi hal terpenting yang bisa dilakukan masyarakat

"Yang jelas jangan sampai perekonomian terhenti. Negara maju masih bisa survive kalau lockdown, Indonesia belum tentu," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper