Bisnis.com, JAKARTA–Derasnya capital outflow dari pasar modal akibat wabah virus Corona atau Covid-19 dinilai sebagai pelajaran penting terkait pentingnya investasi langsung atau FDI.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), arus modal keluar dari pasar modal Indonesia tercatat mencapai Rp40,16 triliun per Rabu (11/3/2020).
Derasnya capital outflow terjadi pada bulan Februari dan Maret. Pada bulan Februari saja, terjadi outflow sebesar Rp28,9 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN) dan dilanjutkan sebesar Rp18 triliun pada Maret.
Baca Juga
"Dengan FDI, ketika ada sentimen negatif semacam Corona, dana asing yang masuk ke Indonesia lebih bersifat jangka panjang dan idak mudah terjadi capital outflow ketika FDI kuat,” ujar Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Rizal Calvary Marimbo dalam keterangan yang diterima Bisnis.com, Jumat (13/3/2020).
Dengan FDI, dana asing sudah terbelanjakan menjadi aset-aset seperti lahan, mesin, dan bangunan yang tidak bisa dipindahkan atau tidak mungkin diboyong ke luar negeri secepatnya seperti layaknya investasi portofolio.
“Pada FDI ada beberapa aset yang masuk ke dalam negeri. Ada modal, tenaga kerja, teknologi, keahlian, dan barang. Ketika modal masuk dia belanjakan dan dapat menggerakkan ekonomi. Dia konversi modal menjadi barang atau aset yang tak mudah likuid. Sebab tak mudah likuid, maka tak mudah juga dikirim balik ke negara asalnya atau tak mudah dipindah-pindahkan ke instrumen investasi lain,” ucap Rizal.