Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) berupaya menstabilkan pasar keuangan di tengah kekhawatiran seputar penularan virus corona (coronavirus) yang memicu arus modal keluar alias outflow.
Dalam suatu wawancara kepada Bloomberg TV, Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui dampak wabah virus corona asal China terhadap pasar finansial.
“Sejauh ini apa yang kami rasakan, dan juga bank sentral lainnya tengah rasakan, adalah dampak dari virus corona ke dalam pasar keuangan. Kami melihat pembalikan arah termasuk dari ekuitas dan obligasi,” ungkap Perry pada Kamis (30/1/2020) di konferensi BI, Bali.
Pihak otoritas, lanjut Perry, berupaya untuk meminimalkan penyebaran virus tersebut di Indonesia, termasuk Bali yang merupakan tujuan utama wisata.
“Efeknya [virus corona] terhadap ekonomi riil sejauh ini terbatas. Kami mengelola stabilitas nilai tukar, juga stabilitas obligasi pemerintah. Kami belum melihat dampak yang signifikan pada sektor riil,” urainya.
Meski investor asing telah memompa lebih dari US$2 miliar ke dalam obligasi pemerintah tahun ini, kekhawatiran atas virus corona menyebabkan investor mencatat aksi jual bersih sebesar hampir US$56 juta pada Senin (27/1/2020).
Baca Juga
Nilai tukar rupiah pun tertekan terhadap dolar AS pekan ini dan telah memangkas penguatannya sepanjang tahun 2020 menjadi 1,6 persen.
Sepanjang pekan hingga hari ini saja, Kamis (30/1/2020), kurs rupiah terpantau membukukan pelemahan ketiga dalam empat hari perdagangan.
Wabah virus, yang telah menyebar ke sejumlah negara seluruh dunia dari pusatnya di Wuhan, China, mendorong pemerintah global untuk meningkatkan upaya memitigasi dampaknya termasuk memperketat aturan seputar perjalanan internasional.
Pada kesempatan yang sama, Perry mengatakan kondisi global tetap "menantang", terutama untuk pasar negara berkembang seperti Indonesia, setelah melalui tahun 2019 yang volatil.
Dia menyerukan terjalinnya koordinasi yang lebih baik antara otoritas moneter dan fiskal guna mendukung pertumbuhan.
“Bank sentral tidak bisa menjadi satu-satunya yang diperhitungkan,” tambah Perry, seperti dilansir dari Bloomberg.