Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASAF 2020: Jokowi Minta Klasterisasi Pertanian

Presiden Joko Widodo meminta klasterisasi sektor pertanian. Dengan demikian diverisifikasi hasil tani dengan mengedepankan nilai tinggi dan ceruk pasar besar dapat tercapai.
Presiden Joko Widodo (Jokowi)  membuka Asian Agriculture & Food Forum (ASAF) 2020
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Asian Agriculture & Food Forum (ASAF) 2020

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta klasterisasi sektor pertanian. Dengan demikian diverisifikasi hasil tani dengan mengedepankan nilai tinggi dan ceruk pasar besar dapat tercapai.

"Klaster mana yang urusan buah tropis, klaster mana urusan rempah-rempah klaster mana yang urusan herbal, sehingga betul-betul pertanian kita ini bener-bener bisa menghidupi," kata Jokowi dalam pembukaan Asian Agriculture & Food Forum (ASAF) 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Jokowi menaruh perhatian pada kebiasaan petani Indonesia yang gemar menanam komoditas pertanian tertentu, seperti karet dan kelapa sawit. Padahal saat kedua komoditas tersebut mengalami koreksi harga, menjadi sangat merugikan.

"Nanti kalau pas harganya turun kayak sekarang karet harga turun, sakit bareng-bareng. Beberapa tahun lalu sawit juga harga turun, sakit bareng-bareng. Masa kita senang seperti itu," kata Jokowi.

Sementara itu hasil tani lain, seperti minyak atsiri yang mendapatkan banyak permintaan dari Prancis dan Italia. Namun produk ini, kata Jokowi, tidak pernah digaral secara serius.

Selain itu, Jokowi juga menggarisbawahi soal buah-buahan tropis. "Mestinya kan ada dari HKTI satu dua yg memiliki kebun manggis, ya gak usah banyak-banyak, nggak usah 100.000 hektare, tapi 5.000 hektare manggis," katanya.

Durian, menurut Jokowi, juga merupakan satu buah tropis yang memiliki banyak peminat. China berkeinginan menyerap hasil panen durian dari Indonesia, asalkan memenuhi standar negara tersebut.

Saat ini durian hasil petani Indonesia memiliki kualitas yang beragam. "Barang yang dibuka dari kebun harusnya enak, enak, enak, semuanya karena memang ada manajemen pembibitan yang bagus, spesiesnya memang yang betul. Masa kita gak bisa," kata Jokowi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membenarkan kebiasaan para petani Indonesia tersebut. Namun mengubah itu bukan perkara mudah.

"Tidak semudah itu. Petani kalau dia lihat satu berhasil, mereka ramai-ramai ikut. Makanya peranan HKTI, kelompok tani menjadi sangat penting," katanya.

Adapun selain diversifikasi hasil tani, Jokowi juga meminta pemanfaatan teknologi pada sektor pertanian. Saat ini telah banyak bermunculan aplikasi yang dapat memudahkan para petani melakukan kegiatannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper