Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Berkepanjangan, Pelindo II Bisa Revisi Target

Jika target bongkar muat peti kemas direvisi akan berdampak secara linier terhadap seluruh kinerja perusahaan, baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Sejumlah truk membawa muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat
Sejumlah truk membawa muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC tidak menutup kemungkinan untuk melakukan revisi target kinerja tahunan seiring dengan dampak penyebaran virus corona (Covid-19) yang masih terjadi hingga saat ini.

Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Arif Suhartono mengatakan kinerja yang dimaksud adalah soal target throughput atau jumlah bongkar muat peti kemas yang ditetapkan sebesar 8,1 juta TEUs. Namun, dengan perkembangan pengurangan aktivitas distribusi akibat antisipasi virus corona, target tersebut mungkin direvisi.

"Kami lihat 2-3 bulan ke depan seperti apa, saya dengar kabar China sudah mulai produksi lagi. Saya pikir dampaknya another 2-3 months, kalau sampai dengan Mei-Juni [2020] masih ada [virus corona] pasti kami sampaikan ke pemegang saham pasti ada rolling budget [mengubah perencanaan]," jelasnya, Kamis (12/3/2020).

Dia menambahkan jika target bongkar muat peti kemas direvisi akan berdampak secara linier terhadap seluruh kinerja perusahaan, baik dari sisi pendapatan maupun laba. IPC menargetkan tahun ini masih mampu meraup pendapatan senilai Rp13,5 triliun dengan target laba bersih senilai Rp3,1 triliun.

Kinerja tersebut, lanjutnya, diperkirakan dapat dicapai melalui throughput sebesar 8,1 juta TEUs. Pertumbuhan arus peti kemas tersebut ditargetkan tumbuh sebesar 5 persen dibandingkan dengan pada tahun lalu, tetapi dengan kondisi global saat ini yang dilanda virus corona, IPC akan berjuang lebih keras untuk mencapainya.

Lebih lanjut, dia menegaskan pengiriman barang ekspor dan impor ke China menjadi yang paling terdampak di antara berbagai aktivitas lainnya. Dengan demikian, selama periode Januari-Februari 2020, diperkirakan terjadi pengurangan throughput di Terminal JICT yang banyak mengurusi kiriman dari China.

Salah satu dampaknya, yakni ketika China memperpanjang masa libur Tahun Baru China yang menyebabkan banyak pabrik libur. Aktivitas produksi tidak terjadi, sehingga barang yang didistribusikan ke Indonesia menjadi tidak ada.

"Ada beberapa terminal yang kapalnya dari China sudah terdampak, tapi ada yang belum terdampak karena kebanyakan kirimannya tidak dari china. Misalnya JICT yang terdampak," tuturnya.

Menurutnya, pengiriman dari China yang turun mengakibatkan performa bongkar muat di terminal JICT terjadi penurunan hingga 10 persen pada periode Januari-Februari 2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper