Bisnis.com, JAKARTA - Para calon investor baik dari dalam negeri dan luar negeri menyatakan minatnya pada lima proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha yang ditawarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat senilai Rp57,12 triliun.
Kelima proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang ditawarkan adalah Sistem Transaksi Tol Non-tunai Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) sepanjang 1.713 kilometer dengan nilai investasi Rp2,92 triliun, Jalan Tol Layang Cikunir - Karawaci sepanjang 40 kilometer dengan nilai investasi Rp26,15 triliun.
Kemudian, Preservasi Jalan Nasional Lintas Timur Sumatera di Provinsi Riau sepanjang 43 kilometer dengan biaya investasi Rp654,8 miliar, Jalan Tol Kamal - Teluk Naga - Rajeg sepanjang 38,6 kilometer dengan investasi sebesar Rp18,51 triliun, dan Jalan Tol Bogor - Serpong via Parung sepanjang 31,12 kilometer dengan nilai investasi Rp8,95 triliun.
Ketua Komite Rusia Kadin Indonesia Didit Ratam mengatakan pihaknya memfasilitasi investor asing yang ingin menanamkan modalnya ke Indonesia, khususnya investor asal Rusia.
Didit mengatakan investor asal Rusia berminat untuk proyek Sistem Transaksi Tol Non-tunai Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF).
"Minatnya memang di MLFF juga, karena memang di Rusia sudah berpengalaman melakukan MLFF, tidak hanya di seantero Rusia tapi negara lain seperti di India. Fokus yang MLFF karena kebetulan ada teknologinya," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (11/3/2020).
Selain itu, dia menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi pelaksanaan market sounding untuk proyek KPBU yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Meskipun demikian, dia menilai Kementerian PUPR masih perlu melengkapi lagi terkait informasi proyek secara mendetail.
"Secara framework sudah bagus bisa ditingkatkan lagi dan lokal konten atau keberadaan perusahaan lokal kalau bisa jadi penentu juga, yang melegakan juga ada pernyataan kita bebas juga mengusulkan misal skema yang lain," ujarnya.
Menurutnya, upaya penjajakan kerja sama dengan investor ke depannya sebaiknya tidak hanya digalakan oleh Kementerian PUPR saja, tetapi kementerian lain juga perlu menggalakkan kegiatan serupa karena Indonesia memang masih membutuhkan investasi asing.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Agus Setiawan mengatakan pihaknya juga menjajaki peluang dalam proyek KPBU yang ditawarkan, khususnya terkait teknologi di jalan tol atau MLFF.
Dia menambahkan dari informasi yang didapat, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk ruas-ruas tol yang ditawarkan. Di sisi lain, untuk sistem transaksi juga Jasa Marga memiliki kepentingan dalam penguasaan teknologi sebagai salah satu pelaku bisnis jalan tol.
"Kami masih evaluasi lebih lanjut sesudah mendapatkan informasi ruas yang ditawarkan, di samping itu pada kesempatan ini juga disampaikan sistem transaksi MLFF, Jasa Marga juga berkepentingan," ujar Agus.
Dia menambahkan bahwa secara keseluruhan dalam bisnis jalan tol berkaitan dari sisi pelayanan, pengoperasian, dan transaksi.
Mengenai, transaksi Agus menyatakan bahwa aspek tersebut sangat penting karena menyangkut pelayanan ke pengguna. Dia menilai dengan semakin cepat otomatis titik transaksi, maka akan semakin baik juga pelayanannya. Apalagi, jika sebuah jalan tol sudah menggunakan teknologi nirsentuh atau pembayaran tol tanpa henti.
"Terkait transaksi juga bagaimana sistem mengelola hasil pendapatan tol. Jadi bagaimana uang hasil transaksi dikelola, karena ini menyangkut juga proses bisnis secara keseluruhan, otomatis Jasa Marga pasti akan sangat berkeinginan untuk ikut," ungkapnya.