Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan penjualan listrik di tahun ini mencapai 256,70 Tera Watt hour (TWh) dengan pertumbuhan sebesar 4,55 persen.
Guru Besar FTUI dan Ketua STT-PLN Iwa Garniwa mengatakan penjualan listrik ada hubungannya dengan daya beli masyarakat, teknologi dan perilaku.
Daya beli ini tergantung pada situasi ekonomi, sementara situasi sedang tak menggembirakan, apalagi masalah virus corona (Covid-19) yang sedang mewabah dan berdampak pada ketiga hal diatas.
"Jadi tidak aneh bahwa penjualan listrik tak menggembirakan. Pasar tenaga listrik pada prinsipnya terdiri dari Rumah tangga, Industri, komersial/bisnis dan pemerintah ditambah sedikit sosial," ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/3/2020).
Oleh karena itu, PLN harus mempelajari karakteristik pasar tersebut dimana yang bisa diangkat untuk meningkatkan penjualan listrik.
Menurutnya, sektor industri masih memiliki potensi tinggi untuk ditingkatkan konsumsk listriknya akibat wabah virus corona ini. Pasalnya, kebutuhan masyarkat didorong dari dalam negeri asal pemerintah berani masuknya barang luar negeri dibatasi.
"Kalau induatri meningkat maka penjualan listrik kan meningkat, usaha ini tidak bisa PLN sendirian," ucapnya.
Lalu untuk konsumsi listrik kelompok Rumah tangga rumah tangga dan penghuni apartemen bisa ditingkatkan dengan penggunaan peralatan masak dengan kompor listrik. Namun, hal ini perlu aturan dari pemerintah dan sosialisasi oleh PLN.
"Demikian juga mendorong masyarakat utk menggunakan kendaraan listrik sebagai alat transportasi, hal ini juga perlu insentif dari pemerintah," tutur Iwa.