Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menilai pengembangan infrastruktur lima destinasi super prioritas tak perlu mengalami penundaan meski terdapat kekhawatiran kunjungan wisatawan ke daerah ini tak bisa optimal.
Berbeda dengan insentif untuk promosi destinasi ke wisatawan mancanegara yang memang ditunda, Ketua GIPI Didien Junaedy berpendapat tak ada alasan realisasi pembangunan destinasi prioritas ditunda.
Dia justru mengharapkan pembangunan infrastruktur di kawasan ini dapat dipercepat agar siap dimanfaatkan ketika wabah virus corona berlalu.
"Kalau infrastruktur dilanjutkan. Menurut saya justru dipercepat saja. Pertimbangannya siapa tahu kalau sudah wabah corona selesai dan pariwisata sudah normal, bisa dimanfaatkan," kata Didien kepada Bisnis, Senin (9/3/2020)
Lima destinasi super prioritas yang terdiri atas Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang dan Mandalika tercatat mulai dipromosikan per 1 Januari 2020 meskipun baru infrastruktur dasar yang dirampungkan.
Adapun dalam pengembangan lima destinasi ini, pemerintah telah menyiapkan anggaran dengan nilai lebih dari Rp15 triliun yang terdiri dari anggaran Kementerian PUPR senilai Rp8,8 triliun, Kementerian Perhubungan senilai Rp2,95 triliun dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senilai Rp5,27 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengemukakan bahwa tak semua destinasi super prioritas memperlihatkan serapan wisatawan yang besar.
Dia memberi contoh pada pengembangan kawasan wisata Mandalika yang cenderung baru dikembangkan.
"Untuk Mandalika serapan wisatwan nusantara sendiri sepertinya masih rendah juga, destinasi ini baru. Kecuali anggaran kita besar, sebenarnya tidak masalah [untuk melanjutkan pembangunan]," ujarnya.